Abdi Dalem Keraton Yogyakarta : Studi Fenomenologi Abdi Dalem Dalam Memaknai Profesinya di Keraton Yogyakarta.

Penelitian ini membahas tentang proses internalisasi dan eksternalisasi pada abdi dalem keraton Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses internalisasi abdi dalem dalam memaknai profesi sebagai abdi dalem di dalam keraton, sebagai pengabdi raja, terhadap upacara adat dan pemaknaan profesi abdi dalem terhadap mitos yang berhubungan dengan profesinya serta mengeksternalisasikan kembali profesinya sebagai abdi dalem kepada generasi selanjutnya. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membentuk kesadaran bagi keturunan abdi dalem, masyarakat Yogyakarta dan instansi pemerintahan untuk dapat melestarikan kearifan lokal yang dimiliki daerah Yogyakarta yaitu kebudayaan keraton Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan perspektif dari teori Peter L. Berger, di mana peneliti ingin mengetahui proses internalisasi dan eksternalisasi tanpa meninggalkan obyektivasi dalam kehidupan subyek. Menurut Berger, realitas sosial terdiri dari realitas subyektif dan realitas obyektif yang kemudian membentuk konstruksi sosial. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba menggali lebih dalam tentang proses konstruksi sosial seorang abdi dalem melalui dialektika dalam perspektif Berger. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam serta life history methods dengan empat subyek, satu key informan dan dua informan pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses obyektivasi dapat dilihat melalui aturan-aturan yang diberikan oleh keraton terkait dengan keabdidaleman sebagai bentuk realitas obyektif. Realitas obyektif itu akan mendasari proses pemaknaan abdi dalem mengenai profesinya dalam internalisasi. Pada internalisasi ini terjadi akumulasi pemaknaan di mana abdi dalem masih mempertahankan identitas mereka, namun terdapat juga sisi pragmatis dalam memaknai profesinya sebagai abdi dalem yang dipandang sebagai sebuah prestise tersendiri. Dari hasil internalisasi tersebut terbentuk pengetahuan baru sehingga akan berpengaruh pada proses eksternalisasi kegenerasi selanjutnya