Pariwisata dan Lingkungan (Studi Kasus Perubahan Tata Ruang dan Struktur Sosial Masyarakat desa Songgokerto kecamatan Batu Kota Batu)

Penelitian ini berisi tentang perubahan tata ruang dan struktur sosial masyarakat akibat dari berkembangnya pariwisata di kawasan wisata payung, desa Songgokerto, kecamatan Batu, Kota Batu. Pariwisata merupakan sektor baru yang banyak diminati oleh masyarakat. Pariwisata adalah industri yang tidak berasap sehingga dampak dari pariwisata itu sendiri secara teoretis sulit untuk dibuktikan. Tetapi ketika kita mengamati secara langsung, banyak hal yang menjadi dampak dari pariwisata, baik itu dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak dari pariwisata tersebut tentunya membawa perubahan terutama bagi masyarakat lokal. Permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana perubahan tata ruang di kawasan wisata payung akibat dari berkembangnya pariwisata dan bagaimana dampak pariwisata dan perubahan tata ruang terhadap struktur sosial masyarakat. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan menggunakan guide interview , sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian pustaka, media cetak dan eletronik. Subyek dalam penelitian ini dipilih dengan teknik snowball . Perubahan tata ruang di kawasan wisata payung memang terjadi secara nyata. Buktinya adalah kawasan wisata payung semula adalah kawasan hutan lindung yang diperuntukkan bagi masyarakat yang dikelola oleh Perhutani dan Pemerintah Kabupaten Malang. Dan pada saat ini kawasan tersebut berubah fungsi menjadi kawasan wisata yang dikelola oleh swasta yang bekerja sama dengan Perhutani dan Pemerintah Kota Batu. Kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan wisata payung dapat diatasi karena adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait. Penghijauan, serta pengelolaan sampah dan limbah yang baik merupakan wujud kesadaran masyarakat dan pihak-pihak yang terkait untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat berkembangnya pariwisata. Sedangkan perubahan pada struktur sosial masyarakat tampak pada sektor ekonomi dan sosial-budaya masyarakat. Mungkin lebih tepatnya disebut sebagai sebuah pergeseran karena masyarakat lokal masih tetap mempertahankan struktur sosial sebelum masuknya pariwisata, yang kemudian diakulturasi dengan struktur sosial baru yang dibawa oleh pariwisata. Pergeseran pada struktur ekonomi tampak pada banyaknya masyarakat yang bekerja sampingan pada sektor pariwisata selain bekerja pada sektor pertanian dan peternakan. Sedangkan pada struktur sosial-budaya, meskipun ada pergeseran dari struktur sosial-budaya yang ada semula, masyarakat lokal masih tetap mengedepankan struktur sosial-budaya lokal masing-masing