The Quality of Public Services for Elderly People Welfare (Case Study at Social Agency in Malang City and Malang Regency).

Kondisi fisik orang tua yang buruk memerlukan layanan. Ini dapat dicapai dengan memberikan program layanan publik untuk orang tua. Orang lanjut usia dianggap warga negara yang berusia 60 atau lebih tinggi. Badan Sosial di Kota Malang menyediakan layanan publik yang lebih baik untuk orang tua. Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Pertama, untuk menggambarkan dan menganalisis program layanan publik untuk kesejahteraan orang lanjut usia. Kedua, untuk menggambarkan dan menganalisis perbedaan kualitas layanan publik untuk kesejahteraan orang lanjut usia. Ketiga, untuk menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat terkait dengan program layanan publik untuk kesejahteraan orang lanjut usia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui beberapa pendekatan studi kasus. Tujuan dari penggunaan beberapa pendekatan studi adalah membandingkan kualitas layanan publik di kedua badan sosial, yaitu Badan Sosial di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Informan untuk penelitian ini adalah Kepala Divisi Lansia, staf Divisi Lansia, dan penerima layanan publik untuk orang lanjut usia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pencocokan pola. Pencocokan pola, yang diprakarsai oleh Yin (2009) digunakan untuk menemukan persamaan dan perbedaan di mana para peneliti mengumpulkan data, menulis kasus individual, menganalisis data antar-kasus untuk mengintegrasikan dan membandingkan temuan dari semua kasus, menuliskan kesimpulan kasus. Temuan ini menunjukkan bahwa kualitas layanan publik di Badan Sosial di Kota Malang lebih baik daripada Badan Sosial di Kabupaten Malang. Pertama, Badan Sosial di Kota Malang memiliki 7 (tujuh) program layanan publik. Asistensi Lanjut Usia Terlantar (Aslut), Operasional Loka Bina Karya Pandanwangi Sebagai Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos), Menyediakan Bantuan Pangan Dasar, Layanan Rujukan untuk Parlor Sosial Milik Provinsi, Repatriasi Orang-orang Pengungsi ke Daerah Asal, Bimbingan Sosial dan Bimbingan Tender , bersama dengan pemberdayaan Karang Werda. Kedua, itu memiliki akuntabilitas yang lebih baik. Ketiga, memiliki birokrasi terstruktur yang lebih baik dan memiliki lebih banyak pekerja sosial yaitu 34 orang. Sementara, Badan Sosial di Kabupaten Malang memiliki 4 (empat) program layanan publik. Asistensi Lanjut Usia Terlantar (Aslut), orang miskin dan pemberdayaan Karang Werdha, layanan rujukan ke ruang tamu sosial Provinsi yang dimiliki dan memberikan bantuan dan jaminan sosial. Kedua, itu memiliki akuntabilitas yang kurang lebih baik. Ketiga, ia memiliki birokrasi terstruktur yang kurang lebih baik karena hanya memiliki 9 pekerja sosial. Secara keseluruhan, kualitas layanan publik untuk orang tua lebih menguntungkan di Badan Sosial di Kota Malang daripada di Badan Sosial di Kabupaten Malang. Kemudian, ada faktor pendukung dan penghambatan yang terkait dengan program layanan publik untuk kesejahteraan orang tua. Faktor pendukung adalah pengiriman layanan mobilitas transportasi yang lebih baik, birokrasi terstruktur, memiliki pekerja sosial. Sedangkan, faktor penghambat adalah mentalitas orang tua, keberadaan penyalahgunaan potensial informasi, batas ruang tamu sosial. Temuan ini menyarankan, Badan Sosial di Kota Malang dan Kabupaten Malang berkewajiban untuk memperhatikan kondisi orang lanjut usia yang membutuhkan layanan. Jadi, target dapat dicapai. Selanjutnya, koordinasi diperlukan untuk mengoptimalkan kualitas layanan publik untuk kesejahteraan orang lanjut usia