Analisis Fundamental Menggunakan Pendekatan Price Earnings Ratio Untuk Menilai Harga Intrinsik Saham Untuk Pengambilan Keputusan Investasi Saham

Salah satu investasi yang menarik ialah berinvestasi pada saham. Berinvestasi dalam bentuk saham, dituntut untuk mampu memilih saham mana yang dapat memberikan keuntungan yang optimal. Pemilihan saham dapat dilakukan dengan memperhatikan variabel fundamental untuk menilai harga saham tersebut wajar atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan harga intrinsik saham dengan menggunakan metode Price Earnings Ratio, serta untuk mengetahui bagaimana harga intrinsik tersebut digunakan dalam pengambilan keputusan investasi saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaaan yang selalu masuk dalam indeks LQ45 selama periode 2010-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Terdapat 26 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan terdapat 10 perusahaan yang sahamnya termasuk dalam kategori Undervalued (harganya murah). Perusahaan yang sahamnya termasuk kategori Undervalued yaitu; PT Astra Internasional Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT Indocemen Tunggal Prakasa Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk,PT Semen Indonesia Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk. Sisanya terdapat 16 perusahaan yang sahamnya termasuk dalam kategori Overvalued (harganya mahal). Perusahaan yang sahamnya termasuk kategori Overvalued yaitu; PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Vale Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Telekomunikasi IndonesiaTbk, dan PT United Tractors Tbk. Keputusan yang diambil ialah membeli atau menahan saham apabila telah dimiliki, pada kondisi Undervalued dan menjual saham pada kondisi Overvalued