Perencanaan Pengembangan Taman Hiburan Pantai Kenjeran Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Pariwisata Kota Surabaya

Dengan berlakunya otonomi daerah melalui UU No.23 Tahun 2014 telah memberikan hak dan wewenang kepada daerah otonom untuk memperoleh sumber pendapatannya sendiri guna melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pariwisata saat ini merupakan salah satu sektor yang berpotensi dijadikan sumber Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengembangan pariwisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran (THP Kenjeran) dalam meningkatkan Pendapatan Retribusi Pariwisata Kota Surabaya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menyimpulkan : 1. Kondisi dan Potensi THP Kenjeran sebagai wisata bahari kota Surabaya; 2. Upaya UPTD Kenjeran dalam mengembangkan THP Kenjeran dalam meningkatkan Pendapatan Retribusi Pariwisata; 3. Kontribusi THP Kenjeran terhadap Pendapatan Retribusi Pariwisata Kota Surabaya; 4. Faktor penghambat dan pendukung upaya pengembangan THP Kenjeran. Penelitian ini dilakukan pada Unit Pelayanan Teknis Dinas Taman Hiburan Pantai Kenjeran (UPTD THP Kenjeran). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menyajikan penggambaran dan pendeskripsian fenomena yang ada serta mengembangkan konsep dan menghimpun fakta yang ada tetapi tidak melakukan ujian hipotesis. Data yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara, peristiwa, dan dokumen. Hasil penelitian ini adalah THP Kenjeran dalam pengembangan belum berjalan secara maksimal dan perlu pembenahan dalam segi sarana prasarana dan promosi wisata. Dalam segi pendapatan, THP Kenjeran cenderung mengalami peningkatan dalam 3 (tahun) terakhir dan kontribusinya terhadap Pendapatan Retribusi Pariwisata mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa THP Kenjeran memiliki potensi yang bagus kedepannya tetapi masih perlu memaksimalkan pengembangan potensi yang dimilikinya. Faktor Pendukung dalam pengembangan THP Kenjeran diantaranya adalah Biaya tiket masuk yang murah, adanya UU No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Letak Geografis, dan Jarak tempuh yang ridak terlalu jauh. Faktor yang menghambat yaitu Kurangnya Promosi, Kurangnya penertiban bagi PKL yang berjualan disana, Belum tersedianya angkutan khusus, dan Citra buruk THP Kenjeran dikalangan masyarakat. Untuk itu, pengembangan THP Kenjeran harus lebih ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan agar mampu memberikan peningkatan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya