Konsep Eco-Office Dalam Rangka Mewujudkan Perkantoran Ramah Lingkungan (Studi pada Kantor Walikota Probolinggo).

Penelitian ini adalah tentang konsep Eco-Office yang mana pemerintah selaku pembuat kebijakan, selalu mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan ramah lingkungan. Namun, dalam hal ini pemerintah sendiri tidak mau menerapkannya dan tidak ada usaha untuk menjadi panutan (pioneer) khusunya di lingkungan kerja (kantor) untuk menerapkan Eco-Office. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis pendapat stakeholders mengenai penerapan konsep Eco–Office, alternatif yang diberikan stakeholders yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan Eco–Office, dan langkah-langkah strategis alternatif yang dilakukan untuk tercapainya konsep Eco–Office. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis data deskriptif melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa dari beberapa pendapat stakeholders yaitu dari Sekretariat Daerah Kota Probolinggo, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Cleaning Service, dan Masyarakat Kota Probolinggo sebagai penerima layanan bahwa konsep Eco-Office dalam rangka mewujudkan perkantoran ramah lingkungan di Kantor Walikota Probolinggo belum terlaksana secara maksimal. Dengan demikian perlu adanya strategi alternatif yang diberikan oleh para stakeholders terkait pelaksanaan Eco-Office di Kantor Walikota Probolinggo, antara lainmemperhatikan upaya pengelolaan sampah, setiap SKPD memiliki bak sampah yang berbeda sesuai dengan jenis sampah, pengaturan tata ruang staff, membiasakan penggunaan kertas double side, mengadakan sosialisasi atau penyuluhan, setiap SKPD melakukan upaya penghijauan dan setiap pegawai meningkatkan kesadaran diri sendiri dan juga Selain itu adanya strategi alternatif dari peneliti sendiri sebagai bentuk rekomendasi yaitu melalui “Seven Resolution Strategy of Eco-Office” untuk mewujudkan Eco-Office di Kantor Walikota Probolinggo. Kemudian sarannya adalah membiasakan perilaku peduli lingkungan, perlu memiliki komitmen dan konsistensi yang kuat dari pimpinan dan staff untuk mewujudkan Eco-Office, pembentukan system operating procedure (SOP), harus implementatif tidak hanya wacana, perlu adanya kedisiplinan waktu bekerja, meningkatkan akuntabilitas terhadap lingkungan kantor, merubah mindset untuk seluruh aparat pemerintah bahwa Eco-Office ini semestinya diawali oleh kantor-kantor pemerintah