Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kinerja Fiskus (Pegawai Pajak) Dalam Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu)

Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Pajak bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan. Reformasi sistem perpajakan yang ideal diharapkan dapat menunjang negara dalam memenuhi kebutuhan akan pajak yang semakin besar dalam persaingan ekonomi global. Reformasi perpajakan di Indonesia merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Hal ini dilakukan melalui perubahan pada struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi. Apabila seluruh aspek reformasi sudah berjalan dengan baik, maka pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan penilaian berbasis kinerja kepada para pegawai Untuk mengukur keberhasilan dari kinerja fiskus (pegawai pajak) dalam pemungutan pajak melalui : Cost of collection tax, Tax coverage ratio, Tax gap, Tingkat pengembalian Surat Pemberitahuan (SPT), Besarnya tunggakan wajib pajak. Tujuan yang diharapkan dari penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial dan simultan reformasi administrasi perpajakan yang terdiri dari variabel struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi terhadap variabel kinerja fiskus (pegawai pajak). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan, lapangan, dan kuesioner.. Sampel yang digunakan sebanyak 57 orang fiskus sebagai responden, responden diambil di tiap seksi pada KPP Pratama Batu. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan pengujian data, disimpulkan bahwa secara parsial hanya perubahan struktur dan prosedur organisasi yang berpengaruh terhadap kinerja fiskus, sedangkan strategi dan budaya organisasi tidak berpengaruh. Secara simultan terdapat pengaruh pada perubahan struktur, prosedur, strategi, dan budaya organisasi terhadap kinerja fiskus Strategi yang digunakan tidak berpengaruh karena setiap KPP memiliki karakteristik wilayak kerja yang berbeda-beda. Budaya organisasi tidak berpengaruh karena KPP merupakan instansi publik yang tidak memiliki pesaing, sehingga feedback yang didapat oleh masyarakat tidak secepat organisasi swast