Implementasi Program Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Difabilitas Intelektual (Studi Kasus di Rumah Kasih Sayang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo),

Implementasi program rehabilitasi sosial bagi penyandang difabilitas intelektual yang berpusat di Rumah Kasih Sayang merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial yang terkait dengan sumber daya manusia. Program ini merupakan pelaksanaan undang-undang No.4 tahun 1997 tentang penyandang cacat dan diperkuat dengan adanya Permensos No. 25 Tahun 2012 tentang rehabilitasi sosial. Permasalahan yang terjadi dalam implementasi program rehabilitasi sosial di Rumah Kasih Sayang ini adalah belum maksimalnya pelaksanaan program, berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui implementasi program rehabilitasi sosial bagi penyandang difabilitas intelektual di Rumah kasih Sayang Tujuan utama utama penelitian ini adalah untuk mengetahu tahap-tahap implementasi program rehabilitasi sosial dimulai dari tahap perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. Selain hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang diterapkan dan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam implementasi program rehabilitasi sosial selanjutnya. Pada penelitian ini, hal-hal yang diteliti meliputi tahap implementasi dan strategi yang diterapkan dalam setiap tahap imlementasi program. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripif, analisis akar masalah untuk mengetahui tahap implementasi dan strategi yang diterapkan, serta permasalahan dan hal-hal yang dapat atau telah dilakukan untuk mencapai tujuan. Analisis SWOT, analisis faktor internal, faktor ekstrenal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dalam implementasi program untuk menentukan strategi implementasi program selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program rehabilitasi sosial dan strategi yang diterapkan didalamnya sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari perkembangan kemampuan baik secara fisik maupun phsykologis penyandang difabilitas intelektual yang menunjukkan perubahan dan perkembangan yang signifikan kearah yang lebih positif. Namun, dalam implementasi program ini terdapat berbagai kendala seperti sarana dan aksesbilitas yang kurang memadai, kelembagaan yang memiliki permasalahan seperti kurangnya komunikasi dan koordinasi, inovasi dan insistif, semangat kerja dan rasa memiliki terhadap program, pelayanan rehabilitasi sosial yang tidak atau belum maksimal yang secara umum merupakan akibat kurangnya pendanaan, dan faktor kesulitan penyandang difabilitas intelektual mengikuti kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program rehabilitasi sosial bagi penyandang difabilitas intelektual ini meliputi tahap perencanaan, tahap implementasi, dan tahap monitoring evaluasi. Strategi yang diterapkan antara lain pemilihan lokasi rehabilitasi sosial sebagai upaya penyediaan sarana dan prasarana atau fasilitas implementasi program, penetapan tugas dan tanggung jawab serta adanya pelatihan bagi pelaksana atau pengurus program rehabilitasi sosial, dalam hal pelayanan dilakukan klasifikasi penyandamg difabilitas intelektual, dan pendekatan secara individu sehingga memudahkan untuk pelayanan rehabilitasi sosial. Berdasarkan peramasalahan yang ada, maka dalam implementasi program dilakukan optimalisasi penggunaaan lahan yang telah tersedia untuk program rehabiltasi sosial, perlu adanya diklat bagi kader pelaksana secara intensif, peningkatan pelayanan bagi penyandang difabiltas intelektual