Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (studi pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Lowokwaru Malang),

Dasar dari penelitian ini berangkat dari keingin tahuan penulis tentang bagaimanakah pembinaan yang diberikan Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Lowokwaru Malang kepada narapidana/Warga Binaan Pemasyarakatan. Sebagaimana diketahui bahwa fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan adalah menyiapkan narapidana agar dapat berinteraksi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab, yang kemudian akan muncul manusia baru yang memiliki kualitas yang baik. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan narapidana yang terdiri dari tahap-tahap, aktivitas/wujud, sarana prasarana dan instansi yang terlibat dalam proses pembinaan narapidana; faktor penghambat atau kendala internal dan eksternal; dan solusi untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam proses pembinaan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) pelaksanaan pembinaan didasarkan pada sistem pemasyarakatan dengan melalui tahapan yang telah diatur pada Undang-undang No. 12 Tahun 1995. Wujud dari pembinaan ini terdiri dari pembinaan kemandirian dan kepribadian. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung dan dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. (2) hambatan proses pembinaan diantaranya adalah kondisi dari Lembaga Pemasyarakatan, Petugas Pemasyarakatan yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah narapidana, keberanekaragaman etnis narapidana, mental narapidana yang tidak sehat, serta peran serta masyarakatan yang minimal. (3) solusi yang ditempuh adalah dengan membuka kesempatan selebar-lebarnya kepada pihak luar, memperkerjakan narapidana, menggunakan pola pembinaan personal dan memberikan sanksi yang tegas kepada narapidana pelanggar. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian pada pembinaan narapidana dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia adalah pembinaan yang diberikan belum maksimal karena masih terdapat banyak kendala dan peran serta instansi lain juga masyarakat sangat kurang. Hal ini penting diperhatikan karena akhir dari pembinaan ini adalah kembalinya narapidana di tengah masyarakat dengan sehat. Sehingga penulis memberikan saran seperti menambah bangunan terkait dengan jumlah narapidana yang overload , inovasi bentuk pembinaan yang edukatif, memperbanyak kerjasama dengan instansi, serta pemberian pemahaman kepada masyarakat bahwa narapidana bukanlah sampah namun mereka harus dibantu untuk lepas dari jeratan tindak kejahatan