Penerapan Pengawasan Kredit Usaha Kecil dan Menengah Dalam Upaya Menekan Tunggakan Kredit (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Tanjungrejo Malang),

Penelitian ini dilakukan karena kegiatan perkreditan saat ini sangat diminati oleh mayarakat. Kegiatan perkreditan tidak terlepas dari adanya pengawasan kredit untuk meminimalisir adanya tunggakan kredit. Pengawasan kredit diperlukan sebagai upaya peringatan awal yang mampu mengantisipasi tanda-tanda penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang telah disepakati antara debitur dengan bank yang mengakibatkan menurunnya kualitas kredit serta untuk menentukan tingkat kualitas atau kolektibilitas kredit yang bersangkutan. Pengawasan merupakan langkah bank dalam memantau perkembangan usaha dan kemampuan debitur dalam membayar bunga setiap bulan dan angsuran pokok dan agar pihak bank mengetahui kredit yang diberikan kepada debitur digunakan dengan seharusnya atau tidak. Tunggakan kredit jika tidak segera diatasi akan berakibat buruk terhadap kondisi keuangan bank, oleh karena itu penerapan pengawasan kredit sangat penting dilakukan secara rutin agar tunggakan kredit tidak semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan kredit usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Tanjungrejo Malang dalam menekan tunggakan kredit. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi dari penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Tanjungrejo Malang. Fokus dari penelitian ini adalah tunggakan kredit usaha kecil dan menengah pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Tanjungrejo Malang. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terjadinya tunggakan kredit disebabkan oleh analisis kredit yang kurang akurat dari Account Officer, debitur mengalami musibah, debitur mengalami kegagalan usaha serta karakter debitur yang tidak baik. Kekurangan dari pengawasan kredit adalah tidak dilakukannya kunjungan ke tempat debitur secara rutin dan kurang terprogramnya pelaksanaan pembinaan debitur yang dilakukan oleh pihak bank, serta kurangnya jumlah tenaga Account Officer yang ada dalam menjalankan kegiatan perkreditan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sebaiknya pihak bank melakukan kunjungan ke tempat nasabah secara rutin setiap bulannya, melakukan program pembinaan debitur secara berkelanjutan serta pihak bank diharapkan menambah jumlah tenaga Account Officer untuk memperlancar kegiatan perkreditan bank