Kinerja Pegawai Kementerian Agama Dalam Bidang Pelayanan Haji (Studi Tentang Pelayanan Pra Pemberangkatan Jamaah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan)

Penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan selama ini merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah melalui kinerja pegawai kepada pelanggannya, dalam hal ini masyarakat. Adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan haji melalui kinerja pegawai tentunya pada semua kantor Kementerian Agama di Indonesia memiliki masalah yang sama tak terkecuali Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan. Kota Pasuruan sendiri tidak begitu besar seperti Malang dan tentunya banyak hambatan yang dirasakan oleh penyelenggara pelayanan khusunya kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat.. Oleh karena itu solusi yang paling tepat untuk mengatasinya adalah meningkatkan kinerja pegawai dalam bidang pelayanan haji di Indonesia khususnya di Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan. Laporan penelitian ini bermaksud mendeskripsikan dan menganalisis kinerja pegawai Kementerian Agama dalam bidang pelayanan haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini, pertama, prosedur dan mekanisme dalam pelayanan haji; kedua, kinerja pegawai dalam melaksanakan pelayanan haji, meliputi waktu penyelesaian pelayanan, biaya pelayanan, dan sikap pegawai dalam melayani masyarakat; ketiga, hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan haji, meliputi faktor internal dan faktor ekternal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam prosedur pendaftaran haji ada beberapa ketentuan yang harus di lengkapi dan mekanisme pelaksanaan ibadah haji yang harus dilakukan oleh masyarakat yang juga melalui beberapa tahapan. Kinerja pegawai Kementerian Agama dalam bidang pelayanan haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan, yaitu kinerja pegawai meliputi waktu penyelesaian pelayanan yaitu dapat menyelesaikan tepat waktu sesuai dengan SOP bidang pelayanan haji, biaya pelayanan yang sudah sesuai dengan brosur atau ketentuan dari pemerintah, juga tidak ada penambahan atau pengurangan biaya agar masyarakat tidak bingung, dan sikap pegawai dalam melayani masyarakat dengan baik agar masyarakat tidak beranggapan lagi kalau citra pegawai buruk dalam bersikap saat melayani masyarakat. Kemudian, hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan haji, meliputi faktor internal yaitu sarana dan prasarana, KBIH yang membuat kewenangan sendiri, dan faktor ekternal yaitu bimbingan manasik haji, persoalan paspor, dan biaya pelunasan pelaksanaan ibadah haji. xx Berdasarkan pemaparan diatas dapat dipahami bahwa Kemenag harus meningkatkan kinerjanya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat lebih percaya kepada pemerintah, khusunya dalam hal pelayanan haji dan umumnya untuk semua instansi pemerintah lebih memperbaiki lagi pelayanannya baik dari segi sarana, prasarana, administrasi, dan lainnya. Juga pembimbing yang profesional dan mengerti keadaan di Tanah Suci agar Jamaah lebih percaya kepada kemenag daripada KBIH dan tentunya menjadi haji yang mabrur, impian semua Jamaah karena semua masyarakat sekarang bahkan dari dulu lebih percaya pada pihak KBIH karena faktor kepercayaan kepada tokoh agama seperti Ustad atau Kyai juga sarana dan prasarana lebih baik, saat bimbingan maupun menunaikan ibadah haji. Kemudian, sosialisasi tentang seluruh pelayanan haji lebih dipermudah bagi masyarakat agar masyarakat lebih mengerti dan paham atas semua informasinya, seperti pada website, brosur yang diberi gambar-gambar atau dengan mendatangi secara langsung dari rumah ke rumah Jamaah yang memang kurang persyaratan atau tidak tahu informasi secara jelas. Serta, sikap tegas bagi pegawai jika memang tidak bisa membantu masyarakat dalam pelunasan biaya pelaksanaan haji karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melaksanakan ibadah haji, Jamaah harus siap lahir dan batin dari segala apapun