Analisis Akuntansi atas Pengakuan Pendapatan pada Pembiayaan Mudharabah (Studi pada PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Malang)

Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya kebutuhan akan tambahan modal guna menunjang usaha/kegiatan operasional para pengusaha. Disisi lain, masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam menginginkan adanya lembaga keuangan perbankan yang beroperasi sesuai dengan syariah Islam. Hingga akhirnya Bank Syariah lahir untuk menjawab keinginan sebagian masyarakat yang ingin terbebas dari segala macam riba (bunga). Munculnya perbankan yang berbasis syariah menuntut adanya perangkat akuntansi perusahaan yang juga berdasarkan syariah. Akuntansi menyediakan informasi keuangan secara kuantitatif dan relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemakai informasi tersebut) dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan akuntansi pengakuan pendapatan pada pembiayaan mudharabah di PT. BTN KCS Malang serta apakah pengakuan pendapatan tersebut telah sesuai penerapannya dengan PSAK No. 105. Pengakuan dan pengukuran pendapatan yang diakui oleh Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Malang pada umumnya telah sesuai dengan PSAK Syariah yakni pendapatan diakui atas dasar accrual basis, namun masih terdapat perbedaan yang ditemukan dalam penerapan istilah akuntansi yang diterapkan BTN KCS Malang dengan PSAK No. 105. Selain itu pencatatan transaksi pencairan pembiayaan mudharabah tidak sesuai dengan PSAK paragraph 12 yakni BTN Syariah Malang mencatatkan pada akad perjanjian pembiayaan mudharabah berdasarkan covernote notaris. Dalam PSAK seharusnya pencairan tersebut dicatatkan saat uang tersebut benar-benar diberikan/dikirimkam pada nasabah. Tujuan kepatuhan dalam pencatatan akuntansi yang sesuai dengan PSAK ialah agar terwujud keseragaman dan harmonisasi dalam perlakuan akuntansi sehingga pencatatan akuntansi yang merujuk pada laporan keuangan tersebut dapat diperbandingkan dengan entitas syariah lainnya