Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Pengendalian Kredit Bank (Studi Pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang Periode 2008-2010)

Bank sebagai lembaga keuangan keberadaannya semakin penting sajalan dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Kawi Malang adalah salah satu jenis bank yang bentuk usahanya selain menghimpun dana dari masyarakat juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Salah satu jenis kredit yang disalurkan kepada masyarakat adalah kredit modal kerja. Kredit modal kerja tersebut diberikan sebagai upaya untuk membantu dalam bentuk modal untuk membiayai suatu usaha yang dijalankan oleh nasabah. Dalam pemberian kredit tersebut, bank memiliki resiko kredit yaitu adanya tunggakan kredit yang dilakukan oleh nasabah dalam hal pelunasan dana pinjaman. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian deskriptif mengenai sistem pemberian kredit modal kerja yang dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan sistem pemberian kredit. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sistem pemberian kredit modal kerja dan pengendalian kredit yang diterapkan pada setiap proses pemberian kredit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang menunjukkan bahwa dalam menyalurkan dana, bank membuat suatu sistem dan prosedur untuk pemberian kredit modal kerja . Pembentukan suatu sistem dan prosedur pemberian kredit modal kerja yang baik didukung dengan pengendalian kredit yang terdapat pada bank. Berdasarkan teori pengendalian kredit, unsur-unsur pengendalian kredit meliputi personel yang kompeten dan dapat dipercaya, adanya pemisahan tugas, proses otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, kontrol fisik aktiva dan catatan, serta pemeriksaan pekerjaan secara independent telah diterapkan pada tahapan-tahapan utama dalam pemberian kredit, yaitu pada saat permohonan kredit, analisis kredit, penarikan kredit dan proses monitoring kredit. Disamping adanya suatu pengendalian kredit yang diterapkan di setiap proses kredit, pihak bank telah menerapkan analisa kredit dengan menggunakan 5C yaitu mencakup analisa character, capacity, capital, collateral, condition of economic. Namun, dalam proses pemberian kredit modal kerja masih terdapat beberapa kelemahan yaitu pada saat proses permohonan kredit, penilaian jaminan dan penilai analisis kredit belum terdapat adanya pemisahan tugas, proses monitoring yang dilakukan dengan cara on the spot tidak dilakukan secara rutin, tidak terdapat formulir registrasi bagi calon debitur yang dapat digunakan untuk memudahkan proses kredit serta prosedur yang rumit yang menyebabkan proses pencairan dana terlalu lama bahkan melewati batas waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan saran yang ditujukan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang bahwa sistem pemberian kredit modal kerja telah didukung dengan pengendalian kredit yang cukup efektif, akan tetapi masih diperlukan perbaikan atas kelemahan pada sistem yang telah dibuat yaitu perlunya pembagian tugas untuk penilaian jaminan agar fungsi AO dapat focus terhadap analisis kredit, kegiatan on the spot dilakukan secara rutin minimal 1(satu) bulan sekali, membuat formulir registrasi calon debitur untuk bukti bahwa debitur benar-benar mengajukan kredit serta perlunya jalinan kerjasama yang baik antara pihak bank dengan debiturnya, dengan kerjasama ini dapat membantu bank dalam pencapaian tujuan di bidang perkerditan, yaitu memperkecil tingkat non performing