Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Menggunakan Single Index Model (Studi pada Saham Indeks Liquid-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010),

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham yang termasuk dalam kelompok Indeks Liquid-45 yang dapat dijadikan sebagai pembentuk portofolio optimal. Apabila sudah diketahui saham-saham pembentuk portofolio optimal, besarnya proporsi dana untuk masing-masing saham dapat diketahui. Selanjutnya besarnya expected return dan risiko portofolio pun dapat ditentukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah 72 saham. Pemilihan sampel penelitian ditetapkan dengan teknik non-random sampling ( non-probability sampling ), khususnya teknik purposive sampling , dengan kriteria saham-saham tersebut secara berturut-turut termasuk dalam Indeks Liquid-45 periode 2008-2010. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel penelitian sebanyak 19 saham. Dengan single index model , besarnya excess return to beta , Ci dan cut-off point dapat ditentukan sehingga dapat diketahui saham-saham apa saja yang merupakan pembentuk portofolio optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 saham yang merupakan sampel penelitian, yaitu saham dengan kode emiten AALI, ANTM, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BDMN, BMRI, INCO, INDF, ISAT, MEDC, PGAS, PTBA,SMCB, TINS, TLKM, UNSP dan UNTR, hanya terdapat empat saham yang merupakan saham-saham pembentuk portofolio optimal. Keempat saham tersebut adalah saham dengan kode emiten UNTR, PTBA, ASII dan BBNI dengan proporsi dana masing-masing saham berturut-turut adalah sebesar 62,82%, 18,42%, 15,10% dan 3,66%. Portofolio yang terbentuk dari empat saham tersebut memberikan expected return sebesar 3,94% dan mengandung risiko sebesar 1,61%. Investor yang akan atau sedang menginvestasikan dananya dalam bentuk saham sebaiknya tidak menginvestasikannya hanya pada satu saham saja. Hal ini dikarenakan risiko yang akan ditanggung adalah relatif lebih besar. Apabila terjadi kerugian atas investasinya, investor tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Akan tetapi, apabila investor menempatkan dananya pada beberapa saham, risiko yang akan ditanggung akan terdiversifikasi. Apabila terjadi kerugian pada satu saham, investor masih mendapatkan keuntungan dari saham lain sehingga dapat menutupi kerugian tersebut