Pola Kemitraan Dalam Pengelolaan Sekolah Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi pada SDN Pandanlandung 02 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Pola kemitraan sekolah dalam menghadapi tantangan global sangat dibutuhkan, terutama kemitraan sekolah dengan dunia usaha. Hal tersebut akan berdampak pada tumbuhnya kesadaran sosial bagi dunia usaha akan pentingnya pendidikan bagi generasi muda. Untuk itu pemerintah, masyarakat dan swasta harus berkumpul bersama guna mewadahi dan memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Sehingga mutu pendidikan yang sesuai dengan standar dapat terwujud. Ketiga stakeholder tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Adapun Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 49 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Maka dari itu setiap satuan jenjang pendidikan diharapkan mampu menjalin kemitraan yang saling menguntungkan, sehingga penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih optimal. Sejalan dengan itu, kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang bersifat operasional diatur dalam pasal 6 dan pasal 10 PP No. 39 Tahun 1992. Pasal 6 berbunyi “peran serta masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, dan badan yang bukan bagian dari pemerintah”. Pasal 10 menegaskan bahwa untuk memperlancar peran serta masyarakat dapat mengadakan forum konsultasi, kerjasama, dan koordinasi antar penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDN Pandanlandung 02 telah melakukan kerjasama dengan beberapa stakeholder terkait, yakni: 1) Puskemas desa, hal ini dilakukan sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah terhadap kesehatan. Sehingga mereka dapat menjaga kesehatan diri masing-masing beserta lingkungan sekitar. Dengan demikian kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, 2) Orang tua/wali siswa, hal ini dilakukan sekolah sebagai pemenuhan kebutuhan akan sarana sekolah. Sehingga kekurangan sekolah dalam hal sarana pendidikan dapat dilengkapi dengan adanya swadaya dari paguyuban orang tua/wali siswa, 3) PT Telkom, hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kerjasama Pustekom Departemen Pendidikan Nasional dengan PT Telkom dalam pengembangan Jardiknas zona sekolah menggunakan speedy schoolnet. Walaupun secara keseluruhan pola kemitraan tersebut dapat berjalan. Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemui beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi proses kemitraan itu sendiri. Dengan adanya hambatan tersebut SDN Pandanlandung 02 terus berupaya untuk menemukan solusi dan strategi yang tepat bagi penyelesaian masalah yaitu, tentang pembagian waktu antara proses kemitraan dengan proses pembelajaran, sementara untuk rendahnya partisipasi masyarakat terhadap mutu pendidikan di sekolah dapat mengatasi dengan cara mensosialisasikan program sekolah kepada masyarakat untuk dapat diketahui, sehingga dapat memberikan umpan balik yang positif kepada sekolah. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek mulai dari heterogennya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya pendidikan, sampai dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang terpusat. Hal itu akan mematikan inovasi dan pembaharuan yang justru perlu dilakukan untuk kemajuan pendidikan itu sendiri. Suatu lembaga pendidikan akan maju dan berkembang, apabila didukung oleh peran serta masyarakat yang memiliki dedikasi tinggi untuk pendidikan. Sekolah hanya sebagai wadah untuk meningkatkan mendidik sumber daya manusia seutuhnya. Tetapi prosesnya tergantung pada peran dari masing-masing pihak yang terkait.Untuk itu, ada beberapa masukan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki mutu pendidikan di SDN Pandanlandung 02, yakni : 1) perlu dukungan dari pemerintah setempat, dalam hal ini pemerintah memiliki peran sebagai stimulan dan fasilitator, 2) dukungan dari masyarakat, dalam hal ini orang tua/wali siswa dan swasta. Bahwa setiap program yang akan dijalankan oleh sekolah hendaknya dapat diketahui secara jelas oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga mereka dapat memberikan umpan balik untuk membenahi kekurangan yang ada dan 3) perlu adanya kemitraan dengan sekolah lain yang statusnya lebih modern baik dari segi manajemen maupun kurikulum yang diterapkan. Dengan demikian sekolah dapat mengadopsi segala bentuk inovasi dari sekolah yang bersangkutan untuk memperbaiki mutu pendidikanny