Penilaian Saham Dengan Menggunakan Analisis Fundamental Pendekatan Price Earning Ratio ( PER ) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi ( Studi Kasus Pada Saham LQ 45 Periode 2005 – 2007 yang Listing pa

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investor dapat melakukan investasi pada berbagai jenis aset baik aset riil maupun aset finansial. Salah satu aset finansial yang bisa dipilih oleh investor adalah saham. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang. Agar keputusannya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham – saham yang akan dipilihnya. Salah satu penilaian yang sering digunakan oleh investor adalah penilaian dengan menggunakan analisis fundamental pendekatan Price Earning Ratio ( PER ). Penilaian ini dilakukan untuk pengambilan keputusan investasi apakah menjual atau membeli saham tersebut dengan membandingkan nilai intrinsiknya dengan harga pasar. Selain itu dilakukan juga analisis terhadap beberapa variabel fundamental secara time series dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan variabel tersebut setiap tahunnya. Adapun yang dimaksud dengan variabel fundamental dalam penelitian ini adalah rasio – rasio keuangan yang difokuskan kepada rasio profitabilitas yang meliputi ROE, ROI, DPS dan EPS, rasio pasar yang meliputi DPR dan PER, serta rasio leverage yaitu DR. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada saham LQ 45 periode 2005 – 2007 yang listing pada Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang masuk ke dalam kelompok LQ 45 dipilih dengan dengan pertimbangan karena saham – saham tersebut termasuk yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi ( sering diperdagangkan ) dan memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi pula ( mampu mewakili pasar ), dan tergolong saham pilihan terbaik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling , dimana dengan menggunakan metode tersebut terpilih 15 saham yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel yaitu antara lain AALI, ASII, UNSP, BBCA, BDMN, BNII, BMRI, BNGA, BBRI, INDF, ISAT, PGAS, PTBA, TLKM, dan UNTR. Hasil perhitungan nilai intrinsik saham dari sampel dalam penelitian terdapat 13 saham yang mengalami overvalued dan dua saham mengalami undervalued yaitu saham ASII dan TLKM. Berdasarkan analisis beberapa variabel fundamental, maka terdapat 2 perusahaan yang dalam kondisi kurang baik, yaitu PT. Bank Internasional Indonesia Tbk dan PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. Hal tersebut dikarenakan hasil perhitungan rasio - rasio mengalami penurunan disetiap tahunnya selama periode pengamatan. Dari perhitungan nilai intrinsik yang dilakukan ternyata perhitungan estimasi tingkat inflasi dan tingkat suku bunga riil SBI yang ada juga berpengaruh dalam perhitungan nilai intrinsik saham yang nantinya tercermin dari tingkat Risk Free Rate ( Rf ) serta keadaan fundamental perusahaan yang ditinjau dari perhitungan rasio profitabilitas, rasio pasar dan rasio leverage. Semakin baik keadaan fundamental perusahaan maka dapat dikatakan mempunyai prospek yang baik dalam hal keuntungan yang nantinya akan diperoleh investor. Faktor penilaian fundamental perusahaan menjadi faktor yang sangat penting digunakan dalam kaitannya dengan suatu saham yang nantinya digunakan untuk mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi tersebut diharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal yaitu berupa capital gain maupun dividen yang dibagikan. Semakin baik kondisi fundamental perusahaan, maka kinerja perusahaan tersebut akan semakin baik pula yang tercermin didalam laporan keuangan, sehingga mampu memberikan keuntungan yang optimal bagi para investornya