Strategi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Sidoarjo : studi pada Disperindag Kabupaten Sidoarjo dalam Rangka Pengurangan Terhadap Dampak Bencana Lumpur Lapindo

Pemerintah Indonesia wajib menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia secara adil dan merata sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea empat. Banyak pengertian kesejahteraan, tetapi sering kali kesejehteraan diidentifikasikan dengan kondisi ekonomi masyarakat. Pemihakan pemerintah pada pengusaha kecil dan menengah, bertitik tolak dari terjadinya krisis moneter pertengahan tahun 1997, dimana para pengusaha besar dan BUMN tidak bisa bertahan menghadapinya. Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi industri yang besar, untuk mendukung pembangunan perekonomian daerah. Bulan Mei tahun 2006, terjadi musibah luapan lumpur panas di areal kegiatan eksplorasi gas PT. Lapindo Brantas. Bencana ini berdampak terhadap IKM, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo, dari total industri IKM sebesar 2.449 unit usaha, 209 unit terendam lumpur. Tujuan dari penelitian ini adalah ”Untuk mendiskripsikan dan menganalisis kondisi potensi dan situasi Industri Kecil Menengah (IKM) di Sidoarjo, strategi yang ditempuh oleh Disperindag Kabupaten Sidoarjo dalam mengembangkan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana lumpur lapindo, serta faktor-faktor apa saja yang menjadi Kendala dalam strategi pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana lumpur lapindo. Jenis penelitian ini adalah peneltian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus dari penelitian ini adalah (1) Menginventarisasikan kondisi potensi dan situasi Industri Kecil Menengah (IKM) di Sidoarjo, (2) Strategi pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana lumpur lapindo, (3) Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam strategi pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana lumpur lapindo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara/interview, observasi dan dokumentasi. Instrumen dari penelitian ini adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara (interview guide) dan perangkat penunjang lainnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi. Hasil dari penelitian ini menggambarkan strategi yang digunakan Disperindag Kabupaten Sidoarjo dalam pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai upaya pengurangan terhadap bencana lumpur lapindo, yang meliputi; (1) Memberikan bantuan modal tanpa bunga dan jaminan, (2) Memfasilitasi pengusaha IKM untuk mengadakan pameran-pameran, (3) Memfasilitasi pembentukan kerjasama dengan BUMN, (4) Pemberdayaan SDM melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Hambatan-hambatan yang terjadi diantaranya; (1) Sulitnya memperoleh pendanaan usaha, (2) Belum meluasnya sikap keberpihakan dan dukungan dari konsumen, (3) Rusaknya infrastruktur, (4) Belum satunya visi dan sikap serta keterpaduan penanganan pembinaan IKM dari pihak pemerintah, (5) Belum tertanamnya secara luas sikap kepedulian, kemitraan dan solidaritas sosial dari pengusaha besar terhadap para pelaku IKM. Pada hakekatnya keseluruhannya merupakan tantangan bagi IKM dan aparat pembina untuk diatasi bersama, dengan dukungan seluruh instansi terkait. Sehingga dapat menggairahkan kembali sektot IKM di Sidoarjo, dan menggembalikan image Sidoarjo sebagai salah satu kota industri