Income Tax Planning sebagai Usaha Penghematan Pajak terutang yang harus dibayar perusahaan : studi pada Perusahaan Rokok Alfi Putra Trenggalek

Penelitian ini membahas tentang bagaimana PR. Alfi Putra Trenggalek melakukan penghematan pajak penghasilan yang tidak melanggar ketentuan Undang-Undang Perpajakan melalui perencanaan pajak. Penghematan Pajak Penghasilan ini dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal, yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antara akuntansi komersial yang mendasarkan laba dengan konsep dasar akuntansi, dengan akuntansi fiskal yang tujuan utamanya adalah penerimaan negara. Secara garis besar penelitian ini mengamati unsur-unsur deductible expense dan non deductible expense, misalnya biaya makan, biaya pengobatan, dan biaya sumbangan. Maksudnya adalah strategi perencanaan pajak untuk penghematan pembayaran Pajak Penghasilan dilakukan dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam Undang-Undang Perpajakan, yaitu dengan mengubah non deductible expense menjadi deductible expense. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tanpa mengunakan alat statistik, penelitian ini berusaha memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang diselidiki pada PR. Alfi Putra Trenggalek dengan cara mendeskripsikan masalah yang telah diidentifikasi dan terbatas untuk mengungkap masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehinga merupakan pengungkapan fakta-fakta yang ada. Hasil penelitian menunjukkan PR. Alfi Putra Trenggalek belum melakukan perencanaan pajak. Hal ini dibuktikan dengan masih terdapatnya non deductible expense sebesar Rp. 68.172.850,00, terdiri dari biaya makan (Rp.79.388.150,00), biaya pengobatan (Rp. 2.343.700,00), dan biaya sumbangan (Rp.2.693.000,00). Biaya yang bersifat non deductible expense tersebut dapat diubah menjadi deductible expense dengan memberikan tunjangan tunai kepada karyawan. Sedangkan biaya sumbangan dapat dialihkan menjadi biaya pemasaran. PR. Alfi Putra juga belum menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan aktiva tetap bukan bangunan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus lebih dapat mengefisiensi beban Pajak Penghasilan. Dari hasil penelitian, apabila PR. Alfi Putra Trenggalek memanfaatkan peluang yang terdapat dalam Undang-Undang Perpajakan, atau dengan kata lain mengubah non deductible expense menjadi deductible expense, serta mengubah metode penyusutannya menjadi metode garis lurus, maka PR. Alfi Putra dapat menghemat beban pajak penghasilan terutangnya sebesar Rp. 29.548.697,64