Pengendalian Bahan Baku sebagai Efisiensi Penggunaan Modal Kerja

Persediaan bahan baku merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar. Semakin besar persediaan bahan baku maka makin besar pula modal kerja yang di pakai. Dalam rangka meminimalkan kebutuhan biaya operasional produksi barang, maka perputaran persediaan atau inventory turnover harus diperbesar karena dengan semakin cepatnya perputaran persediaan berarti semakin kecil modal yang harus diinvestasikan dalam persediaan. Efisiensi modal kerja itu sendiri perlu adanya pengendalian terhadap persediaan bahan baku yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat mengendalikan bahan baku sehingga penggunaan modal kerja menjadi efisien. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena berusaha untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan tersebut dapat terlihat penggunaan modal kerja serta banyaknya persediaan bahan baku yang ada sehingga dapat memperkirakan penggunaan bahan baku dan modal kerja. Untuk menghitung persediaan bahan baku yang efisien biasanya menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Dalam penerapannya, model EOQ ini mempertimbangkan biaya-biaya operasi maupun biaya-biaya finansial serta menentukan kuantitas pemesanan yang akan meminimumkan biaya-biaya persediaan secara keseluruhan. Dengan demikian, model EOQ ini menyangkut aspek finansial dari keputusan-keputusan tentang kuantitas pemesanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan masih belum optimal dalam mengendalikan bahan baku. Hal ini terlihat dalam jumlah stock bahan baku yang menumpuk sehingga modal kerja yang terpakai semakin besar. Dengan adanya rumus EOQ, perusahaan diaharapkan bisa mengatur persediaan yang ada sehinggaa dapat menghemat modal kerja yang terpakai