Evaluasi kebijakan konservasi sumber daya air di Kota Batu

Laporan penelitian yang mengambil judul Evaluasi Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air di Kota Batu ini di lakukan di kota Batu Propinsi Jawa Timur dengan rumusan masalah kebijakan seperti apakah yang di gunakan pemerintah kota Batu dalam melaksanakan progam konservasi sumber daya air. Bagaimana pelaksanaan kebijakan konservasi sumber daya air di kota Batu dalam rangka pembangunan di era otonomi daerah dan faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dan pendukung konservasi sumber daya air di kota Batu guna memaksimalkan pembangunan daerah. Dengan demikian penelitian ini berusaha untuk menyikapi kebijakan pemerintah kota Batu dalam melaksanakan progam konservasi sumber daya air serta untuk menyikapi dan mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan konservasi sumber daya air di kota Batu guna memaksimalkan pembangunan di era otonomi daerah dan untuk menyikapi faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan konservasi sumber daya air di kota Batu guna memaksimalkan pembangunan di era otonomi daerah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pengambilan data melalui cara observasi, interview terhadap informan yang terdiri dari para tokoh masyarakat baik tokoh masyarakat formal maupun tokoh masyarakat informal. Hasil dari penelitian ini adalah Strategi yang di lakukan Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu. Strategi inilah yang mempengaruhi terhadap kinerja Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu. Di samping itu juga Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu melakukan berbagai skala prioritas dalam melakukan tugasnya. Pengembangan dari dalam yang di lakukan Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu adalah dengan melakukan pengembangan sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi. Temuan lain adalah bahwa konservasi sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya alam terbaharui menjamin kesinambungan kelangsungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keragamannya. Hal ini telah di lakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu. Memang di Kota Batu tidak pernah atau jarang terjadi banjir, akan tetapi sering kali terjadi longsor yang di sebabkan karena sistem beberapa hal yang perlu di perbaiki dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia teras siring atau pengelolaan sarana dan prasarana irigasi yang kurang baik, melakukan peningkatan kualitas (mutu) juga harus di ikuti kuantitas (jumlah) sumber daya manusia jika Kota Batu ingin sukses menjadi Kota Agropolitan. Di dalam proses penelitian tanpa di duga terdapat temuan menarik yaitu bahwa dalam proses pelaksanaan evaluasi kebijakan konservasi sumber daya air di kota Batu , muncul fenomena adanya kebijakan yang di lakukan Dinas Sumber Daya Air di Kota Batu dengan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia dalam organisasi pemerintahan, dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu.Dinas Sumber Daya Air dan Energi di Kota Batu hanya memiliki sumber daya manusia setingkat sarjana sejumlah 16 orang, strata 2 (S2) sebanyak 3 orang dan Doktor (S3) sebanyak 1 orang. Sedangkan Petugas Juru Air sebanyak 5 orang meliputi wilayah Bumi Aji, Junrejo dan Batu. Serta Petugas Penjaga Pintu air dan pekarya sejumlah 8 orang. Ini berarti Dinas Sumber Daya Air dan Energi Kota Batu hanya memiliki 13 petugas lapangan yang membawahi ± 19.908,72 Ha yang hampir semuanya wilayah pertanian. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia inilah yang mempengaruhi kebijakan konservasi sumber daya air kota Batu