Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Mengurangi Ketergantungan Fiskal : Studi pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Trenggalek.

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sesuai Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka daerah dituntut untuk dapat membiayai pemerintahannya sendiri meskipun masih mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat berupa dana perimbangan. Namun diharapkan setiap daerah tidak tergantung pada pemberian dana perimbangan tersebut, seperti Kabupaten Trenggalek. Sebagai salah satu daerah yang memiliki penerimaan PAD yang masih rendah, maka diperlukan usaha agar PAD Kabupaten Trenggalek dapat ditingkatkan sehingga ketergantungan fiskal dapat dikurangi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar ketergantungan fiskal dalam APBD Kabupaten Trenggalek,bagaimana strategi peningkatan PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan BPKAD, serta apa saja faktor pendukung dan penghambatnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan besarnya ketergantungan fiskal dalam APBD Kabupaten Trenggalek serta strategi peningkatan PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan BPKAD Kabupaten Trenggalek dengan memperhatikan faktor pendukung dan penghambat yang ada. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif Miles dan Hubberman . Dimana analisis data tersebut difokuskan pada sebuah proses berkelanjutan, yang dimulai dari pengumpulan data sampai penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah tahun 2006 hanya sebesar 4,46 persen. Sedangkan kemandirian daerah Kabupaten Trenggalek masih rendah sekali, sehingga BPKAD perlu melakukan strategi melalui intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan PAD agar ketergantungan fiskal dapat dikurangi. Dengan melihat peta PAD Kabupaten Trenggalek, dapat diketahui dengan jelas sumber penerimaan PAD yang mana saja yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan PAD tahun 2006. Mengenai faktor yang mempengaruhi peningkatan PAD dapat dikelompokkan menjadi faktor yang menghambat serta faktor yang mendukung peningkatan PAD. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian daerah Kabupaten Trenggalek adalah rendah sekali. Dengan demikian penulis menyarankan agar dalam melaksanakan strategi peningkatan PAD, BPKAD lebih memperhatikan peta penerimaan PAD sehingga pelaksanaan strategi tersebut memberikan hasil yang maksimal