Peranan Panti Rehabilitasi Sosial Karya Wanita Dalam Memberdayakan Program Pembinaan Terhadap Eks Wanita Tuna Susila, Tinjauan Kritis dari Perspektif Kebijakan : Studi Panti Rehabilitasi Sosial Karya

Pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi merupakan orientasi dari pembangunan. Melalui pembangunan diharapkan mampu mengurangi kendala dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Salah satu untuk mengurangi keterbelakangan yaitu dengan mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. Orientasi terhadap pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional tidak dapat memberikan jaminan bahwa pembangunan bisa berjalan dengan stabil dan berkesinambungan. Hal ini dapat dilihat dengan masih terabaikannya pembangunan bidang sosial yang berorientasi pada masyarakat lapisan bawah. Konsep pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan sosial. Salah satu masalah sosial yang muncul sebagai akibat adanya pembangunan yang mengabaikan aspek sosial adalah masalah pelacuran yang harus dipecahkan atau dicari solusinya dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam melihat masalah pelacuran tidak dapat terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain faktor tersebut, faktor sosiologis dan psikologis merupakan faktor pendorong untuk menjadi Wanita Tuna Susila (WTS). Dalam penelitian ini, masalah sosial tuna susila ditekankan pada pola pembinaan dan pelayanan eks Wanita Tuna Susila yang dilakukan Panti Rehabilitasi Sosial Karya Wanita Ngudi Rahayu Kediri (PRSKW ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan fokus penelitian pada deskripsi PRSKW Ngudi Rahayu Kediri meliputi kedudukan, tugas dan fungsi, visi dan misi, landasan hukum, struktur organisasi, sarana dan prasarana, sasaran penanganan dan latar belakang eks WTS (klien) PRSKW Ngudi Rahayu Kediri, selanjutnya proses pembinaan dan pelayanan yang dilakukan PRSKW Ngudi Rahayu Kediri dan faktor penghambat dan pendukung dalam melakukan pembinaan. Data primer meliputi : Kepala PRSKW Ngudi Rahayu Kediri, Kepala Dinas Sosial Kediri dan WTS. Teknik yang digunakan adalah : observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh menggambarkan bahwa klien dari PRSKW Ngudi Rahayu Kediri berasal dari kota/kab. se Jawa Timur dengan tingkat pendidikan mayoritas SLTA berusia antara 25-29 tahun. Pembinaan dan pelayanan yang dilakukan PRSKW Ngudi Rahayu Kediri mempunyai tahap-tahap/fase sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu melaksanakan penyantunan, rehabilitasi, bantuan, bimbingan, pengembangan dan resosialisasi bagi penyandang masalah sosial eks WTS. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait baik pemerintah maupun swasta sangat membantu dalam proses pembinaan dan pelayanan. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah : PRSKW Ngudi Rahayu Kediri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas rehabilitasi sosial penyandang tuna susila, secara umum eks WTS klien PRSKW Ngudi Rahayu Kediri lulusan SLTA berusia 25-29 tahun berasal dari seluruh kota/kab. se Jatim dengan pola pembinaan melaksanakan penyantunan, rehabilitasi, bantuan, bimbingan, pengembangan dan resosialisasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait baik pemerintah atau swasta. Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini, adalah : meratakan distribusi kesejahteraan, penyediaan tenaga psikologis profesional, bimbingan ketrampilan dan variasi jenis ketrampilan diperbanyak, koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta diperluas serta program sosialisasi