Analisis Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Manajemen : tinjauan pada Kinerja Keuangan : studi Kasus pada PT. Gudang Garam Tbk yang Listing di BEJ

Perkembangan perekonomian yang pesat didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi, dan dijalankannya era perdagangan bebas menyebabkan tingginya tingkat persaingan usaha. Agar dapat unggul dalam persaingan global, maka peranan manajer perusahaan dalam mengorganisasi dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan sangatlah diperlukan, terutama dalam mengelola sumber daya keuangan perusahaan Untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya, manajemen perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara periodik, namun dari laporan keuangan saja belum dapat memberikan informasi yang tepat dan berarti sebelum dilakukan analisis atas laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dilakukan untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan sebagai cerminan kinerja manajemen pada masa lalu, masa sekarang dan untuk melihat kecenderungannya di masa yang akan datang. Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Gudang Garam Tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen berdasarkan hasil analisis rasio keuangan secara time series analysis dan cross sectional approach, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode pembandingan rasio keuangan yang dipakai adalah time series analysis dan cross sectional approach, dan juga menggunakan standar penilaian kinerja keuangan berdasarkan Kepmen BUMN No : Kep-100/MBU/2002. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa selama tahun 2001 sampai tahun 2005, kinerja manajemen PT. Gudang Garam Tbk ditinjau dari rasio likuiditas dinilai cukup baik meskipun secara keseluruhan menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun dan berada di bawah kemampuan industri. Nilai rata-rata current rasio selama 5 tahun adalah sebesar 193.28% sudah mendekati standar umum yaitu 200%. Sebagian besar aktiva lancar perusahaan terdiri atas persediaan, sehingga rata-rata quick ratio adalah 36.34% jauh berada di bawah nilai current ratio- nya, bahkan pada 2 tahun terakhir jumlahnya meningkat, mengakibatkan quick ratio dan ITO menurun tajam. Secara keseluruhan kinerja TATO berada di bawah rasio industri, tetapi karena selisihnya tidak jauh bebeda dapat dikatakan bahwa efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva PT. Gudang Garam Tbk dalam menghasilkan volume penjualan sama dengan kemampuan industri. Secara time series kinerja TATO mengalami penurunan dari tahun ke tahun, demikian halnya dengan FATO yang menurun dengan tajam sehingga berada di bawah kemampuan industri. Rata-rata AAITO selama 5 tahun adalah 28 hari, menunjukkan bahwa piutang dikelola manajemen dengan baik sehingga kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang sangat kecil, tetapi likuiditas piutang dagang dan persediaan secara keseluruhan selama 5 tahun berada dibawah kemampuan industri Hutang perusahaan dikelola manajemen dengan sangat baik. Indikator tingkat hutang ( debt ratio, The Debt to Equity ratio, dan The Debt to Total Capitalization ) secara keseluruhan selama 5 tahun menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun tetapi masih jauh berada di bawah rasio industri. Hal ini menunjukkan bahwa, artinya perusahaan menghadapi resiko atas hutang yang kecil apabila suatu saat perusahaan dilikuidasi. Pada tahun 2005, TIE menunjukkan penurunan yang cukup signifigan menjadi 6.04x, padahal pada tahun-tahun sebelumnya relatif stabil. Meskipun demikian, rata-rata TIE selama 5 tahun adalah 8.04x masih berada pada standar umum yang dinilai baik. Kinerja manajemen terhadap profitabilitas dinilai belum mencapai hasil yang maksimal meskipun secara keseluruhan selama 5 tahun kinerja EPS lebih baik dari pada kinerja industri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator profitabilitas seperti ROI dan ROE. Secara time series ROI dan ROE menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2005, secara cross sectional approach berada di bawah kemampuan industri. Kinerja keuangan PT. Gudang Garam Tbk berdasarkan Kepmen BUMN No Kep: 100/MBU/2002 secara keseluruhan selama tahun 5 tahun dikategorikan kurang sehat. Pada tahun 2002 terjadi peningkatan skor kinerja, namun pada 3 tahun berikutnya mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga pada tahun 2005 memperoleh skor sebesar 50 yang mengindikasikan perusahaan kurang sehat dengan kategori BB