Upaya pegadaian dalam penyelesaian kredit kelayakan usaha pegadaian [KUP] bermasalah melalui jasa PT. Askrindo : studi pada Kantor Perum Pegadaian Cabang Brata-Pamekasan, Madura

Persaingan kredit untuk usaha mikro dan kecil pada saat ini semakin tajam. Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan yang telah berkecimpung lama dalam usaha perkreditan berusaha untuk terus bersaing memperebutkan pasar yang cukup menjanjikan. Bentuk kredit yang relevan untuk maksud tersebut adalah Kredit kelayakan Usaha Pegadaian (KUP) dengan pola penjaminan fidusia, atau yang biasa disebut dengan KREASI, dimana kredit diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usahanya, sementara barang yang dijadikan agunan tetap berada dalam penguasaannya. Namun dalam KREASI, barang yang dijadikan agunan tetap berada dalam penguasaan debitur, maka beberapa permasalahan baru akan timbul. Dalam lingkungan pekerjaan atau bisnis, usaha mengatasi resiko dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara adalah melalui ”Asuransi”. Maka dari itu, jika dalam kredit KUP terdapat kredit yang bermasalah, maka pihak Pegadaian sudah mengatisipasi kemungkinan yang terjadi dengan cara mengansurasikan bukti-bukti barang jaminan tersebut kepada PT. Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO). Yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah: Apa saja kendala dalam penyelesaian kredit KUP bermasalah melalui jasa PT. Askrindo dan Bagaimana upaya Perum Pegadaian dalam mengatasi penyelesaian kredit KUP yang bermasalah melalui jasa PT. Askrindo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kendala yang terjadi dalam prakteknya, diantaranya adalah kendala yuridis. Yakni kendala yang dikarenakan oleh aturan-aturan yang mengatur pelaksanaan Kredit KUP. Dalam hal ini, mengacu pada Adendum I dan II Perjanjian Pertanggungan Kredit Usaha Mikro Pegadaian antara PT Askrindo dengan PERUM Pegadaian terdapat aturan atau Pasal-Pasal yang mengatur jalannya atau proses klaim asuransi kredit. Diantaranya yang tercantum dalam Pasal 13 ayat (1) yang mengatur mengenai Batalnya Hak Tertanggung Atas Ganti Rugi. Selain adanya kendala-kendala yuridis, juga terdapat kendala non yuridis. Kendala-kendala non yuridis yang dialami oleh Pegadaian, seringkali diakibatkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah, Faktor Ekstern dan Faktor Intern, diantaranya yaitu : Self Dealing, Non Existance of Soud Lending Police, Incomplete Credit Information, Failure to Obtain or Enforce liquidation agreement, Technical Incompetency, Poor Selection of Risk, Overinancing atau Underfinancing, Lack of Supervising