Pembagian Warisan Dari Anak Angkat Yang Tidak Mempunyai Anak (Studi Normatif Dalam Perspektif Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam Pada Kasus Perkara Nomor 054/Pdt. G/2011/Pa. Mlg)

Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai masalah Pembagian Warisan Dari Anak Angkat Yang Tidak Mempunyai Anak. Hal ini dilatarbelakangi dengan dikeluarkannya putusan Nomor 054/Pdt. G/2011/PA. Mlg. oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Kota Malang, yang dalam putusannya membagi warisan anak angkat yang tidak mempunyai anak tersebut kepada ahli warisnya yaitu istri, orang tua kandung serta orang tua angkatnya berdasarkan Kompilasi Hukum Islam. Dengan dikeluarkannya putusan tersebut, penulis melakukan studi normatif terhadap putusan tersebut, dengan tujuan untuk dapat mendeskripsikan, mengidentifikasi dan menganalisis putusan nomor 054/Pdt. G/2011/PA. Mlg., tentang pembagian warisan yang berasal dari anak angkat yang tidak mempunyai anak, ditinjau dari perspektif pasal 209 Kompilasi Hukum Islam, apakah telah sesuai dengan syari’at Islam yang ada sebelumnya. Dalam upaya mendeskripsikan, mengidentifikasi dan menganalisis putusan tersebut, maka metode pendekatan yang dipakai adalah yuridis normatif, yang mengkaji putusan perkara nomor 054/Pdt. G/2011/PA. Mlg., dengan menggunakan 3 bahan hukum (bahan hukum primer, sekunder dan tersier). Kemudian seluruh bahan hukum dikaji lebih lanjut melalui teknik analisa substansional yang berfungsi untuk menganalisa seluruh perangkat dan isi dari amar putusan perkara nomor 054/Pdt. G/2011/PA. Mlg., serta keterkaitannya dengan peraturan yang ada, yaitu pasal 209 Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, bahwa putusan nomor 054/Pdt. G/2011/PA. Mlg. tentang pembagian warisan dari anak angkat yang tidak mempunyai anak, sebenarnya telah sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu menurut Kompilasi Hukum Islam, dan ketentuan ini tidak bertentangan dengan hukum Syari’at Islam. Rekomendasi penulis yang ditujukan kepada Pengadilan Agama sebagai lembaga yang berwenang menangani permasalahan pembagian warisan ini adalah agar tetap menegakkan hukum seadil-adilnya, yaitu dengan tidak hanya melihat dari satu sudut pandang hukum berdasar Al-Qur’an saja, tetapi juga memperhatikan Kompilasi Hukum Islam yang di dalamnya juga terdapat aspek keadilan dalam msyarakat atau hukum positif bila memutuskan suatu perkara pembagian warisan yang berasal dari anak angkat yang tidak mempunyai ana