Hukum Perdata Murni, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, Juli 2011, Penerapan Alat Bukti Elektronik Mail (e-mail) Dalam Proses Hukum Acara Perdata Indonesia (Studi di Pengadilan Negeri Jakart

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dan perkembangan telekomunikasi sangat memudahkan seseorang berkirim surat melalui e-mail (dokumen elektronik). Sebuah perkara perdata tentang adanya dugaan sebuah wanprestasi atas sebuah kesepakatan kerja yang dilakukan melalui sebuah e-mail (dokumen elektronik) pernah diperiksa oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebuah hal baru dalam dunia hukum perdata Indonesia, yakni dalam hal penggunaan sebuah alat bukti elektronik mail (e-mail) pada proses pembuktiannya. Dari latar belakang tersebut, ditemukan beberapa permasalahan yaitu bagaimana penerapan alat bukti elektronik mail (e-mail) pada hukum acara perdata dan apa faktor pendukung serta faktor penghambat penerapan alat bukti elektronik mail (e-mail) pada hukum acara perdata. Metode pendekatan yang dipakai adalah yuridis empiris, karena bertujuan untuk menganalisis penerapan alat bukti elektronik mail (e-mail) pada hukum Acara Perdata khususnya sesuai dengan pasal 5 Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya pada masyarakat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lokasi penelitian adalah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena pada pertengahan tahun 2010 pernah mengadili kasus perdata yang mana salah satu alat bukti yang di ajukan oleh pihak bersengketa adalah sebuah email (alat bukti elektronik). Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa bagaimana penerapkan alat bukti elektronik mail (e-mail) pada perkara perdata yaitu proses pemeriksaannya tidak jauh berbeda dengan prosedur pemeriksaan perkara perdata secara konvensional, alat bukti elektronik mail (e-mail) dapat pula dianggap sebagai sebuah persangkaan, namun harus adanya keabsahan tentang keaslian dari data elektronik / dokumen elektronik dari seorang ahli Informasi dan Telematika, serta adanya pendengaran keterangan dari para saksi, dalam penggunaan alat bukti elektronik mail (e-mail) tidak memiliki faktor pendukung, namun memiliki 2 (dua) faktor penghambat, yaitu: 1) keterbatasan sumber daya manusia dari penegak hukum itu sendiri dalam penggunaan tekhnologi informasi; dan 2) sulitnya mendatangkan alat bukti bila masih di dalam komputerisasi