Peran Psikolog dalam Penyidikan Tindak Pidana Kekerasan Psikis dan Penelantaran dalam Rumah Tangga

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis membahas "Peran Psikolog dalam Penyidikan Tindak Pidana Kekerasan Psikis dan Penelantaran dalam Rumah Tangga, dilatarbelakangi dengan adanya ilmu Psikologi sebagai ilmu bantu dalam hukum pidana, khususnya dalam penanganan perkara tindak pidana kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga yang tidak memiliki bukti riil sangat membantu aparat penyidik Unit PPA, yakni dengan direkrutnya seorang psikolog sebagaimana tercantum pada pasal 17 UU Penghapusan KDRT. Psikolog dalam melaksanakan tugasnya sebagai relawan pendamping sesuai pasal 23 UU Penghapusan KDRT ini masih belum banyak diketahui perannya oleh masyarakat khususnya pelaku dan korban kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga. Sehingga adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini Pertama, bagaimana peran psikolog dalam penyidikan kekerasan psikis dan penelantaran rumah tangga di Unit PPA Polres Malang Kota. Kedua, bagaimana Metode yang digunakan psikolog dalam membantu penyidikan tindak pidana kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga. Tujuan dari penulisan skripsi ini yakni untuk mengetahui dan menganalisa mengenai peran psikolog dalam proses penyidikan kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga, juga untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana metode yang digunakan psikolog dalam memeriksa kondisi psikologis korban sehingga dapat diketahui korban tersebut apakah benar atau tidak menderita kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga. Penulisan skripsi ini Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis sosiologis, mengkaji dan menganalisa permasalahan yang ditetapkan secara yuridis, dengan melihat fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, kemudian seluruh data dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, bahwa peran psikolog dalam menangani perkara kekerasan psikis dan penelantaran sangat besar, karena dengan adanya peran psikolog, bukti dari kekerasan tersebut dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis. Hal ini merupakan salah satu penerapan ilmu bantu hukum pidana. Metode yang digunakan psikolog dalam menangani korban tersebut yakni metode pemeriksaan psikologis dan wawancara, dari hasil tersebut diperoleh phsycological report atau yang disebut Visum et Pshiciatrum yang berlaku sebagai alat bukti surat sesuai pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP yang dijelaskan dalam pasal 187 KUHAP, phsycological report ini berisikan segala resume mengenai kepribadian dari korban dalam keadaan psikologis yang terganggu karena kekerasan yang dialaminya, yang kemudian oleh penyidik dituangkan kedalam BAP Keterangan Ahli sesuai pasal 120 KUHAP. Hal tersebut merupakan hasil kerjasama yang baik anatara penyidik Unit PPA dan psikolog