Kendala yang Dialami Penyidik di Dalam Melakukan Penggeledahan Badan Terhadap Tersangka Wanita : Studi di Polresta Malang

Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai kendala yang dihadapi penyidik di dalam melakukan penggeledahan badan tehadap tersangka wanita. Hal ini dilatarbelakangi dengan banyaknya jumlah tersangka wanita sebagai pelaku tindak pidana. Tata cara bagaimana melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka wanita agar penggeledahan badan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan dapat diterima dengan baik oleh tersangka wanita tersebut, sangat perlu untuk diperhatikan. Tidak semua polisi dapat melakukan penggeledahan badan, yang dapat melakukan penggeledahan badan hanya penyidik. Penggeledahan badan terhadap tersangka wanita hanya dapat dilakukan oleh penyidik wanita saja. Penyidik selaku aparat penegak hukum mempunyai suatu kewenangan yang sedemikian luasnya yang diberikan undang-undang untuk melakukan penyidikan. Hal –hal mengenai tentang penggeledahan ini diatur dalam KUHAP. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah mengenai (a) Bagaimanakah realita tingkat tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka wanita di wilayah hukum Polresta Malang (pada tahun 2009), dan (b) Apakah kendala yang dihadapi penyidik di dalam melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka wanita. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi oleh penyidik di dalam melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka wanita, maka metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis empiris, yaitu metode pendekatan yang mengkaji terhadap asas-asas dan sistematika hukum serta bagaimana identifikasi dan efektifitas hukum tersebut dalam masyarakat yaitu mengenai dasar pertimbangan penyidik dalam melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka wanita. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh jawaban bahwa kendala yang dialami penyidik di dalam melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka wanita adalah sedikitnya jumlah personel penyidik wanita dibandingkan dengan penyidik laki-laki di Polresta Malang, serta kodrat penyidik wanita sebagai perempuan yang tidak dapat keluar setiap saat untuk melakukan penggeledahan badan (terutama pada tengah malam)