Penyelesaian Transaksi Jual Beli Saham kepada Investor karena Tidak Terlaksananya Prinsip Disclosure oleh Perantara Pedagang Efek : studi di Bursa Efek Indonesia - Surabaya

Skripsi ini berlatar belakang pada tindakan Perantara Pedagang Efek yang tidak menerapkan Prinsip Disclosure dalam melaksanakan amanat investor pada transaksi jual beli saham. Mengingat yang dapat melakukan jual beli saham adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapatkan kuasa dari investor maka dimungkinkan terjadinya pelanggaran ataupun kejahatan terhadap prinsip disclosure dengan tidak melaporkan segala informasi yang ada pada transaksi saham dan Perantara Pedagang Efek juga menggunakan saham investor tanpa seijin pemilik saham untuk melakukan transaksi bursa demi keuntungan pribadi. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan V.E.1. mengenai perilaku yang seharusnya dilakukan oleh Perantara Pedagang Efek. Dengan latar belakang hal tersebut, maka penulis mengangkat masalah tentang Penyelesaian transaksi jual beli saham kepada investor karena tidak terlaksananya Prinsip Disclosure oleh Perantara Pedagang Efek dan tentang perlindungan hukum pada investor terhadap pelanggaran Prinsip Disclosure dalam jual beli saham di pasar modal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis sosiologis dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara serta studi kepustakaan dari literatur penunjang maupun pengidentifikasian terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundangundangan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif, penelitian ini memberikan gambaran tentang penyelesaian transaksi jual beli saham karena tidak terlaksananya Prinsip Disclosure oleh Perantara Pedagang . Efek dan perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal. Berdasarkan penelitian, penulis menemukan bahwa penyelesaian transaksi jual beli saham kepada investor karena tidak terlaksananya Prinsip Disclosure oleh Perantara Pedagang Efek sama dengan penyelesaian transaksi jual beli saham pada umumnya, namun jika dalam transaksi jual beli saham yang terjadi di lantai bursa mulai dirasakan adanya gejala-gejala pelanggaran yang dilakukan oleh anggota bursa khususnya perantara pedagang efek maka Investor dapat melaporkan gejala pelanggaran atau kerugian yang dialaminya kepada Pihak Divisi Pengawasan pada Bursa Efek Indonesia dan kemudian Bursa Efek menginformasikan adanya pelanggaran oleh anggota bursa ke Bapepam. Jika benar ada pelanggaran yang terjadi maka pertama kali akan diupayakan jalan damai yaitu dengan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan ini sendiri tanpa harus mengajukan gugatan. Jika pihak investor merasa tidak puas dengan penyelesaian melalui musyawarah, maka investor yang dirugikan tersebut dapat melakukan penyelesaiannya dengan mengajukan gugatan ke Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia. Perlindungan hukum yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia kepada investor terhadap pelanggaran Prinsip Disclosure dalam jual beli saham di pasar modal yaitu melalui Perlindungan Hukum Preventif dan Perlindungan Hukum Represif. Saran berdasarkan uraian di atas, Bapepam hendaknya memperberat sanksi bagi pihak yang melakukan pelanggaran dan melakukan tindakan hukum melalui BAPMI. Bursa Efek Indonesia lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan kepada anggota bursanya. Investor lebih memahami isi agreement serta mengontrol sahamnya di bursa. Dan Perantara Pedagang Efek lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya