Upaya Penanganan Kredit Bermasalah Pada Kredit Usaha Rakyat Oleh Bank Rakyat Indonesia : studi di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Mojokerto

Penulis dalam penulisan skripsi ini membahas tentang upaya penanganan kredit bermasalah pada KUR oleh BRI. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya agunan tambahan yang dikenakan oleh pihak bank pelaksana kepada nasabah debitur KUR yang tidak sesuai dengan skema KUR yang telah disepakati antara bank pelaksana dengan perusahaan penjamin dan pemerintah, dimana besarnya coverage penjaminan maksimal 70 % dari plafond kredit ditanggung oleh lembaga penjamin dan 30% ditanggung pihak bank pelaksana, sehingga dalam menangani kredit bermasalah pada KUR diperlukan adanya cara-cara tersendiri untuk menanganinya. Adapun permasalahan yang disajikan yaitu: (1) Apa hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) untuk memperoleh kembali pembayaran atas kredit yang telah disalurkan. (2) Apa upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dalam mengatasi hambatan-hambatan serta memperoleh pelunasan atas kredit yang telah di salurkan. (3) Apa upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) kepada PT. Askrindo dalam hal meminta piutang yang tidak dilunasi oleh debitur. Jenis penelitian ini penelitian hukum empiris, dengan pendekatan sosiologis dimana perilaku pihak-pihak yang terkait dalam kredit bermasalah, menyelesaikannya pada kredit usaha rakyat oleh BRI Cabang Mojokerto untuk memperoleh kembali kredit yang telah disalurkan, serta mendeskripsikan hambatan dan upaya yang dilakukan Bank untuk memperoleh kembali piutang yang tidak dilunasi oleh debitur. Berdasarkan hasil penelitian penulis mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada (1) hambatan yang dihadapi untuk memperoleh pembayaran yang secara sah menurut hukum atas kredit yang telah disalurkan ada 2 macam antara lain hambatan teknis mengenai permintaan penjaminan kepada PT. ASKRINDO selaku perusahaan penjamin, hambatan non teknis merupakan hambatan yang berasal dari pihak nasabah. (2) upaya penanganan dalam mengatasi hambatan-hambatan serta memperoleh pelunasan atas kredit yang telah disalurkan antara lain hambatan yang berasal dari nasabah debitur maka BRI melakukan: Penerapan six C’s of Credit secara sempurna, Memberikan penjelasan atas isi perjanjian kredit kepada calon nasabah debitur, Melaksanakan kegiatan monitoring kredit. Guna mengatasi hambatan yang berasal dari kreditur sendiri maka BRI meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh BRI guna meningkatkan kualitas sumber daya manusianya ialah melalui pelatihanpelatihan dan evaluasi-evaluasi beserta solusi atas evaluasi yang dilakukan. Penanganan yang dilakukan antara lain melakukan pendekatan personal, menerbitkan surat peringatan sebanyak 3 kali, penanganan atau penyelesaian kredit bermasalah melalui prosedur lelang. (3) upaya yang dilakukan BRI atas piutang yang tidak dilunasi oleh debitur antara lain mengajukan klaim atas jumlah kredit yang dipinjam oleh nasabah debitur yang bermasalah dengan membuat surat pengantar. Menyikapi fakta-fakta tersebut diatas maka BRI hendaknya lebih meningkatkan penerapan prinsip kehati-hatian yang tercantum dalam 6 (Six) C’s of Credit, sebagai salah satu upaya menekan terjadinya kredit bermasalah (NPL) dan berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pada sumber daya manusia yang bekerja pada BRI