Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Dalam Upaya Menurunkan Tingkat Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Malang

Latar belakang penulis membahas mengenai pelaksanaan restrukturisasi kredit dalam upaya menurunkan tingkat kredit bermasalah yaitu, salah satu dampak serius dari krisis ekonomi terhadap sektor perkreditan adalah tingginya tingkat kredit bermasalah pada bank-bank. Bank dalam hal ini dibebaskan menentukan atau memilih cara untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah tersebut. Berdasarkan dari beberapa alternatif tersebut tampaknya restrukturisasi kredit merupakan alternatif yang banyak ditempuh oleh bank. Restrukturisasi kredit dimaksudkan untuk menyehatkan kredit bermasalah dalam mewujudkan industri perbankan yang sehat serta mampu berkembang secara wajar dengan cara melakukan analisis terhadap transaksi serta kebijakan yang telah ditempuh, dengan tidak melupakan kebijakan/ketentuan yang telah berlaku. Langkah restrukturisasi kredit hanya akan dilakukan kepada debitur yang memiliki prospek usaha, beritikad baik, serta menunjukkan sikap kooperatif. Permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini meliputi bagaimanakah pelaksanaan restrukturisasi kredit dalam upaya menurunkan tingkat kredit bermasalah pada PT. BTN (Persero) Cabang Malang dan apa hambatan yang dihadapi dalam upaya menurunkan tingkat kredit bermasalah melalui restrukturisasi kredit ini. Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu mengkaji dan menganalisis pasal yang mengatur tentang kebijakan dan prosedur restrukturisasi kredit dari PBI No. 7/2/PBI/2005 yang telah dirubah oleh PBI No. 11/2/PBI/2009 dengan melihat fakta yang terdapat pada BTN Cabang Malang. Kemudian seluruh data yang ada dianalisis secara deskriptif analisis. Lokasi penelitian adalah di PT. BTN Cabang Malang karena di BTN tersebut perkembangan NPL nasional selalu berada di bawah batas tertinggi dari batas yang ditentukan oleh BI yaitu di bawah 5% (PT. BTN selalu berada di bawah 4%). Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa pelaksanaan restrukturisasi kredit pada BTN Cabang Malang telah berjalan dengan baik, seiring dengan diberlakukannya SE. Direksi No. 02/DIR/DRPK/2006 tanggal 11 April 2006 mengenai petunjuk pelaksanaan restrukturisasi dan penyelesaian kredit perorangan. Pola restrukturisasi di BTN Cabang Malang adalah: penjadwalan ulang; penundaan pembayaran kewajiban ; alih debitur; pengurangan tunggakan bunga dan/atau denda; pengambilalihan aset debitur; penurunan suku bunga kredit; dan pengurangan tunggakan pokok kredit. Hambatan yang dihadapi dalam upaya menurunkan tingkat kredit bermasalah melalui restrukturisasi kredit ini yaitu kendala substansi hukum yang disebabkan oleh belum adanya peraturan yang lebih spesifik mengenai standarisasi proses analisa kredit yang berlaku bagi semua bank umum dan mengenai prosedur atau tata cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian kredit, kendala struktur hukum yang disebabkan oleh petugas penyelamatan kredit jumlahnya terbatas dan memiliki watak atau karakteristik yang berbeda-beda, kendala mengenai sarana dan prasarana yang disebabkan oleh beberapa tahun yang lalu sempat terjadi kerusakan pada sistem komputerisasi on-line BTN, dan kendala budaya masyarakat yang disebabkan oleh pihak debitur tidak mempunyai itikad baik dalam menjalankan kewajibannya dan faktor ekonomi debitur