Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Struktur modal merupakan perimbangan porsi hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan, profitabilitas, stuktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan property dan real estate di BEI periode 2012-2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian explantory. Sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan property dan real estate yang telah dipilih melalui metode puposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan yang diperoleh dari BEI. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, terbukti bahwa (1) pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan struktur modal dengan nilai R2 sebesar 50,8%. Hasil ini menunjukan bahwa dalam menentukan struktur modal, perusahaan memperhatikan keempat variabel tersebut; (2) Pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini menunjukan, dalam menentukan proporsi struktur modal, perusahaan tidak memperhatikan tingkat pertumbuhan penjualan; (3) Profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung lebih memilih menggunakan laba ditahan untuk mendanai kegiatan operasionalnya; (4) Struktur aktiva secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini menunjukan, apabila proporsi aktiva tetap dalam struktur aktiva meningkat maka penggunaan utang jangka panjang dalam struktur modal pun akan mengalami peningkatan; (5) Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang lebih besar dapat lebih mudah untuk mendapatkan akses ke pasar uang yang memungkinkan untuk mendapatkan utang yang lebih besar