Model Pembangunan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi antar kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur, tingkat disparitas pendapatan dan sektor apa saja yang bisa dikembangkan dalam upaya menentukan model pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita antar kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur. Beberapa kabupaten/kota masuk ke dalam daerah berkembang cepat, daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah maju tapi tertekan, serta daerah relatif tertinggal. Ini menunjukkan bahwa belum terjadi pertumbuhan yang merata antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Untuk mengetahui adanya disparitas pendapatan di Provinsi Jawa Timur dapat dihitung menggunakan Indeks Williamson. Hasil perhitungan sebesar 1,244 selama kurun waktu penelitian 2005-2009, hal ini menggambarkan bahwa tingkat disparitas pendapatan di Provinsi Jawa Timur sangat tinggi karena berada di atas angka 1. Sedangkan dari analisis LQ, MRP dan Analisis Overlay untuk mengetahui sektor unggulan, didapatkan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dapat dikembangkan pada daerahdaerah kuadran I seperti: Kabupaten Gresik, Kota Malang, Kota Probolinggo, dan Kota Surabaya; Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Konstruksi, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Jasa-Jasa yang dapat dikembangkan pada daerah-daerah kuadran II seperti: Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, dan Kota Mojokerto; Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dan Penggalian serta Sektor Konstruksi yang dapat dikembangkan pada daerah-daerah kuadran III seperti: Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bojonegoro,, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kota Madiun, dan Kota Batu; Sektor Pertanian dan Sektor Konstruksi yang dapat dikembangkan pada daerah-daerah kuadran IV seperti: Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep