Mengkonstruksi model pelaporan akuntansi lingkungan (Studi Phenomenology Pada Pelaporan Akuntansi Lingkungan Penanganan Semburan Lumpur PT. Minarak Lapindo Jaya)

Keterpurukan ekologi telah menjadi bagian nyata dalam perkembangan industri. Profitabilitas yang menjadi orientasi tunggal dalam tujuan industri mulai dikoreksi dengan triple bottom line . Lingkungan dan sosial merupakan prioritas dan instrumen penting lainnya dalam mencapai sustainabilitas. Sensibilitas publik memahami bahwa industri memiliki peran tanggung jawab dalam menjaga dan merawat lingkungan untuk kini dan masa depan. Green accounting dikonstruksi sebagai paradigma pembangunan industri yang mampu mendukung pencapaian sustainabilitas. Kini sebagai bentuk implementasi green accounting , meski belum sepenuhnya terimplementasi secara luas, pelaporan akuntansi lingkungan menjadi jawaban mengenai kebutuhan stakeholder untuk mendapatkan informasi yang relevan mengenai aktivitas akuntasi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan. Melalui pendekatan phenomenology kualitatif, penelitian ini mengadopsi panduan GRI dan EEGECOST dalam mengkonstruksi model pelaporan akuntansi lingkungan beserta pengalokasian biaya lingkungan PT. Minarak Lapindo Jaya dalam menangani dampak semburan lumpur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 13 aspek kinerja lingkungan yang patut dilaporkan dalam pelaporan akuntansi lingkungan. Selain itu juga terlihat bahwa seluruh komponen biaya lingkungan dalam penanganan semburan lumpur teralokasi kedalam biaya penanganan degradasi lingkungan yaitu biaya tipe V. Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya seluruh stakeholder meningkatkan sensibilitasnya mengenai pengawasan dan mendukung pengimplementasian pelaporan akuntansi lingkungan atas perilaku perusahaan yang terindikasi memiliki potensi dalam menyebabkan kerusakan lingkungan