Peranan Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar dan Cadangan Devisa Selama Krisis Finansial Global dalam Mempengaruhi Return Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2008.

Krisis finansial global yang bermula di Amerika Serikat pada akhir tahun 2007, yang disebabkan kredit macet sektor perumahan ( Subprime Mortgage ) memiliki dampak yang luas. Tidak hanya negara maju, negara berkembangpun seperti Indonesia terkena imbas krisis ini. Hal yang menjadi salah satu ukuran dampak ini adalah harga-harga saham yang turun secara tajam dan juga indikator makro ekonomi yang memburuk. Beberapa penelitian menyatakan bahwa makro ekonomi memiliki hubungan dengan return saham di pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap terhadap return saham selama krisis finansial global. Variabel makro ekonomi yang digunakan adalah suku bunga, inflasi, kurs dan cadangan devisa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan perbankan untuk tahun 2007-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan kriteria saham perusahaan aktif diperdagangkan dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi (Model Autoregressive), dengan memperhitungkan unsur kelambanan. Dimana uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh suku bunga, inflasi, kurs dan cadangan devisa secara bersama-sama dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial. Dari penelitian ini (setelah asumsi klasik terpenuhi), membuktikan bahwa secara bersama-sama ; suku bunga, inflasi, kurs, dan cadangan devisa memiliki pengaruh yang signifikan ( p < 0,05 ) terhadap return saham perbankan selama krisis finansial global. Sedangkan secara parsial hanya variabel cadangan devisa yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan selama krisis finansial global