Analisa Kinerja Bank Setelah Penerapan Good Corporate Governance dengan Pendekatan Metode CAMEL Studi Kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk

Terpuruknya Perbankan di Indonesia setelah krisis ekonomi pada tahun 1997 berdampak terlikuiditasnya 16 bank. Salah satu penyebab terlikuiditasnya bank tersebut dikarenakan pengelolaan perusahaan yang tidak baik dan belum didukung penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Menghadapi kebutuhan dan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perbankan Indonesia, pemerintah akhirnya mensosialisasikan prinsip GCG dengan mengeluarkan beberapa peraturan. Laporan keuangan merupakan penilaian yang sering digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar untuk menilai kemampuan dan prestasi perusahaan. Dalam melakukan analisa laporan dapat dilakukan melalui pendekatan CAMEL. Pendekatan CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tetapi dapat digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi prospek suatu bank dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan trend Rasio CAMEL setelah penerapan GCG pada BNI 46 periode tahun 2001 – 2007. Perhitungan Rasio CAMEL meliputi faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Masingmasing komponen tersebut diberi nilai kredit yang berbeda-beda kemudian dijumlahkan kelima nilai kredit tersebut untuk dinilai bagaimana kinerja rasio CAMEL dan bagaimana trend kinerja rasio CAMEL setelah penerapan GCG pada BNI 46. Dari hasil perhitungan menggunakan metode CAMEL diperoleh data Pada tahun 2001 nilai kreditnya sebesar 86,37 pada tahun 2002 naik 91,53, tahun 2003 kembali turun menjadi 83,73, tahun 2004 nilai kredit BNI naik menjadi 90,29 pada tahun 2005 kembali turun menjadi 89,92, tahun 2006 naik kembali menjadi 94,15 dan terakhir tahun 2007 turun menjadi 91,77. Setelah penerapan GCG selama periode penelitian BNI 46 memiliki predikat “sehat” akan tetapi Setelah penerapan GCG trend Rasio CAMEL BNI 46 mengalami fluktuasi dan belum mengalami peningkatan secara continue dan terus-menerus. Hal tersebut memperlihatkan bahwa keberhasilan penerapan GCG pada BNI 46 memerlukan waktu yang cukup lama 7 tahun setelah penerapan GCG belum dapat memberikan hasil yang maksimal