Obligasi Syariah sebagai Alternatif Instrumen Investasi dan Pembiayaan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bukti empiris mengenai keberadaan obligasi syariah serta penilaian kinerja obligasi syariah dibandingkan dengan obligasi konvensional di Indonesia saat ini sehingga dapat digunakan sebagai parameter dalam menentukan prospek dan tantangan obligasi syariah di masa yang akan datang. Penelitian ini difokuskan pada obligasi dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003-2006. Penelitian ini menggunakan sampel 52 obligasi syariah dan 673 obligasi konvensional yang diperoleh dari metode purposive sampling . Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda Wilcoxon-Mann-Whitney Test Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perkembangan obligasi syariah di Indonesia dari tahun 2003 hingga tahun 2006 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada akhir tahun 2003 hanya terdapat 6 (enam) emiten sedangkan pada tahun 2006 terdapat terdapat 17 (tujuh belas) atau meningkat sebesar 183,33%. Total nilai emisi obligasi syariah pada akhir tahun 2003 sebesar Rp 740 miliar sedangkan nilai emisi obligasi syariah pada akhir tahun 2006 mencapai Rp 2.209 miliar yang berarti ada peningkatan sebesar 198,51%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara yield to maturity (YTM) obligasi syariah dan YTM obligasi konvensional dari tahun 2003 sampai dengan 2006. Obligasi syariah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan obligasi konvensional. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai rata-rata ( mean ) YTM obligasi syariah lebih besar dibandingkan dengan obligasi konvensional. Sehingga obligasi syariah memiliki prospek di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai suatu alternatif instrumen investasi dan pembiayaan. Realisasi prospek tersebut harus ditunjang dengan langkah-langkah seperti sosialisasi, kejelasan konsep bagi hasil, fasilitas regulasi, dan lembaga pemeringkat perusahaan dan obligasi yang islami