Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam Rangka Penghemata Pajak : Studi Kasus Pada PT. Bajaprima Indoperkasa, Malang.

Manajemen perusahaan yang sehat selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan, karena perusahaan akan memperoleh timbal balik dari mereka. Untuk tujuan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan perencanaan pajak dalam upaya menghemat PPh Badan yang harus dibayar tanpa melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peluang melakukan perencanaan pajak tersebut diantaranya adalah pada pemberian natura dan kenikmatan bagi karyawan dan pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh karyawan. Ada empat metode yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam pemungutan PPh Pasal 21 karyawan. Metode pertama, besarnya PPh Pasal 21 yang terutang dapat dipotong langsung dari gaji yang diterima oleh karyawan. Metode kedua, perusahaan menanggung PPh Pasal 21 karyawan, metode yang ketiga dengan menggunakan metode tunjangan pajak, sedangkan metode yang keempat adalah dengan menggunakan metode gross up. Jen is penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu meneliti kasus dengan membandingkan pembayaran pajak tanpa tax planning dengan pembayaran pajak dengan tax planning . Jenis data yang digunakaan adalah profil perusahaan, Laporan Laba Rugi perusahaan tahun 2006, dan rincian gaji karyawan tetap tahun 2006. Sumber data berasal dari wawancara dengan bagian akuntansi dan keuangan perusahaan dan dokumen-dokumen resmi perusahaan. Dengan penerapan metode gross up pada perhitungan PPh Pasal 21 karyawan, maka Pajak Penghasilan menjadi lebih kecil. Sedangkan melalui pemberian natura kepada karyawan, perusahaan dapat menghemat Pajak Penghasilan yang cukup besar. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa PT. Bajaprima Indoperkasa dapat menghemat Pajak Penghasilan terutangnya akan lebih tepat jika menggunakan metode gross up pada perhitungan PPh Pasal 21 karyawan dan melalui pemberian natura pada karyawan