Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan : Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Jakarta – BEJ Tahun 2002 - 2005

Di dalam menjalankan kegiatan operasional, sebagian besar perusahaan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya modal kerja. Komponen modal kerja yang terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan dan hutang usaha merupakan bagian penting di dalam menjalankan kinerja keseharian perusahaan karena perusahaan dalam menjalankan rutinitas usaha sangat bergantung pada jumlah kas untuk pembiayaan kebutuhan tunai operasional dan pinjaman jangka pendek, jumlah persediaan bahan baku untuk proses produksi dan barang jadi untuk dijual, tingkat piutang usaha sebagai fasilitas kredit bagi konsumen serta pembiayaan sebagian aktiva lancar dengan hutang jangka pendek. Berdasarkan kondisi tersebut maka tiap perusahaan (khususnya perusahaan Food and Beverage) diharuskan untuk melakukan pengelolaan terhadap modal kerja di dalam menciptakan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini ada 3. Pertama, untuk memberikan gambaran modal kerja perusahaan Food and Beverage yang menjadi sampel penelitian. Kedua, untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas. Ketiga untuk mengetahui komponen modal kerja yang paling dominan di dalam mempengaruhi profitabilitas (ROI) perusahaan. Tiap komponen modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari internal perusahaan maupun di luar perusahaan. Perusahaan menahan kas karena adanya motif transaksi, berjaga-jaga, kebutuhan akan masa depan maupun saldo kompensasi. Tingkat piutang usaha perusahaan dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan kebijakan kredit. Untuk besar kecilnya jumlah persediaan perusahaan dipengaruhi oleh keperluan produksi, ramalan penjualan, faktor musiman atau siklikal dan perkembangan teknologi. Sedangkan perusahaan juga harus memahami karakteristik dari pembiayaan dengan komponen hutang jangka pendek yang terkait dengan resikonya yang tinggi, adanya biaya yang tidak diperkirakan, dampak pergantian dan pelunasan. Pada penelitian Deloof (2003), keempat komponen ini diuji pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan, di mana ia menggunakan variabel number of days account receivables, number of days inventory, number of days account payables dan cash convertion cycle. Dari keempat variabel bebas tersebut, hanya cash convertion cycle yang memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan tiga variabel lainnya memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, sedangkan obyek yang diteliti adalah perusahaan Food and Beverage yang listing di BEJ pada tahun 2002-2005 sebanyak 20 perusahaan, di mana pemilihan obyek (sensus) ini didasarkan pada karakter produk perusahaan yang secara umum berumur + 1 tahun.. Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel periode penagihan piutang, periode konversi persediaan, periode pembayaran hutang dan sikluskonversi kas (sebagai pengukur manajemen modal kerja) terhadap tingkat return on investment perusahaan (sebagai pengukur profitabilitas) dengan menggunakan model regresi linier berganda. . Dari hasil penelitian ini dapat ditarik tiga kesimpulan. Pertama, perusahaan yang mengelola minuman beralkohol dan non alkohol merupakan perusahaan Food and Beverage yang memiliki ROI yang tinggi, karena produk dari perusahaan ini memiliki segmen pasar khusus (masyarakat yang menyukai alkohol) dan loyal walaupun harga jual produk relatif tidak murah. Tingkat penjualannya yang tinggi juga dapat dikarenakan adanya kebijakan penagihan piutang yang lunak sehingga agen penjualan sempat memanfaatkan waktu untuk menjual produk kepada masyarakat terlebih dahulu. Perusahaan makanan siap saji memiliki ROI tertinggi kedua, karena sifat usahanya yang mengutamakan penjualan tunai daripada kredit, sehingga terhindar dari risiko piutang tak tertagih. Sedangkan perusahaan yang mengelola air mineral memiliki rata-rata ROI terendah, di mana dapat dikarenakan tingkat persaingannya yang tinggi dan sudah adanya perusahaan Aqua yang menguasai pangsa pasar produk jenis ini di Indonesia. Masyarakat cenderung lebih mengenal dan memilih produk air mineral Aqua daripada produk lain seperti Ades, Club dan lain-lain. Kedua. berdasarkan uji serempak (uji F), manajemen modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan (ROI). Ketiga, variabel periode pembayaran hutang dan siklus konversi kas memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROI, di mana semakin bertambah kedua variabel ini maka tingkat ROI perusahaan akan meningkat. Tidak signifikannya kedua variabel ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti jumlah hutang usaha yang terlalu kecil dibandingkan total pembelian, sehingga menjadi tidak bermakna apabila periode pembayaran hutang diperpanjang atau dipercepat dan kondisi ini mempengaruhi siklus konversi kas karena perhitungannya yang meliputi variabel pembayaran hutang tersebut. Sedangkan, variabel periode penagihan piutang dan periode konversi persediaan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROI perusahaan. Artinya semakin bertambah periode kedua variabel tersebut makan tingkat ROI perusahaan akan menurun. Dari kedua variabel tersebut, periode konversi persediaan merupakan variabel yang paling dominan di antara variabel bebas, di mana berpengaruh negatif yang signifikan terhadap ROI perusahaan. Hal ini berarti bahwa untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang baik perusahaan Food and Beverage harus mengelola produk secara efisien di mana dapat dilakukan dengan menerapkan strategi keunggulan biaya menyeluruh, differensiasi produk maupun fokus pada produk dan segmen pasar tertentu