Proses Pembentukan Identitas Keagamaan Di Malang (Studi Kasus Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah)

Fenomena tentang Majelis Maulid Wat Ta‟lim Riyadlul Jannah sudah tidak asing lagi di Malang Raya. Banyaknya jamaah yang datang diperkirakan mencapai 20.000 orang. Dalam majelis ini telah terjadi regenerasi pengurus dan variasi rangkaian acara, sehingga menarik minat dari masyarakat. Penelitian ini mencoba mencari jawaban atas (a) Bagaimana proses pembentukan identitas keagamaan dalam Majelis Maulid Wat Ta‟lim Riyadlul Jannah dan (b) Faktor apa yang membuat ikatan para jamaah semakin kuat terhadap Majelis Maulid Wat Ta‟lim Riyadlul Jannah. Penelitian ini dilakukan di Malang Raya dengan berpusat di Desa Pendem, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu serta rumah para jamaah yang mana menjadi tempat mereka membentuk identitas keagamaan. Penelitian ini mengunakan pendekatan secara antropologis dimana observasi, observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan teori Marranci (2008) tentang pembentukan identitas muslim di negara Barat dan konsep Sundas Ali (2001) tentang sebuah praktik Islam yang menjadi sebuah identifikasi diri umat Islam dan sumber solidaritas diantara umat muslim. Konsep Sundas Ali dikuatkan dengan konsep Solidaritas Durkeim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas jamaah Majelis Riyadlul Jannah terbentuk karena adanya ilmu yang mereka dapatkan ketika majelis. Ilmu tersebut diterapkan di rumah mereka yang menghasilkan keimanan dan etos kerja yang semakin bertambah, serta menambah kecintaan mereka terhadap salawat. Kecintaan para jamaah terhadap majelis diungkapkan dengan pemakaian atribut ketika majelis, sehingga menumbuhkan solidaritas antar jamaah. Solidaritas ini dibentuk supaya mereka saling mengetahui dan membantu ketika jamaah lain mengalami kesusahan saat menuju atau ketika majelis. Perilaku para jamaah merupakan cermin dari kehidupan para kyai maupun habib, yang mana para jamaah berharap memperoleh barokah dari mereka