Refleksi Ajaran Budhisme-Zen Terhadap Tokoh Nenek Osano Dalam Novel Saga No Gabai Bachan Karya Yoshichi Shimada

Ajaran Budha memasuki Jepang dengan adanya proses asimilasi dengan ajaran Shinto dan Taoisme sehingga dapat disebut juga dengan Budhisme-Zen. Pengaruh Budhisme-Zen di Jepang sendiri sangatlah melekat dalam kehidupan masyarakat Jepang seperti selera, gaya, identitas, status sosial, kepribadian, serta mentalitas. Oleh karena itu, Budhisme-Zen dapat memberikan inspirasi pengarang untuk membuat suatu karya yang dapat mencerminkan dan memberikan gambaran kehidupan suatu era tertentu. Penulisan sebuah karya dengan mengangkat tematema pencerminan kehidupan/ajaran serta moral tertentu dapat memberikan ide/pencerahan untuk pengarang membuat suatu karya, yang mana di sini adalah novel. Salah satu novel yang mengangkat ide/ajaran tentang Budhisme-Zen adalah Saga No Gabai Bachan. Karena itulah dalam penelitian ini penulis akan menjawab rumusan masalah yaitu keterkaitan antara ajaran Budhisme-Zen dengan pesan moral yang ingin disampaikan penulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan tentang ajaran Budhisme-Zen. Pada penelitian ini Budhisme-Zen akan dijelaskan secara deskriptif melalui teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepang khususnya sang tokoh yaitu Nenek Osano selalu berusaha untuk merefleksikan ajaran Budhisme-Zen dalam kehidupan sehari-harinya. Dari 8 ajaran Budhisme-Zen (astangamarga), ada 5 hal yang mencerminkan moralitas dan dilakukan oleh tokoh yaitu perkataan/ucapan yang benar, perbuatan yang benar, kehidupan yang benar, usaha yang benar dan pikiran yang benar. Dalam novel ini diajarkan bagaimana seharusnya kita selalu bersikap optimis dan menatap masa depan dengan pikiran yang baik serta ucapan yang jujur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam novel Saga No Gabai Bachan menggambarkan masalah yang dihadapi oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari, yang mana dalam era ini masyarakat lebih banyak akan mudah cepat putus asa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dapat diketahui bahwa masyarakat Jepang selalu berusaha merefleksikan ajaran Budhisme-Zen tanpa harus pergi ke tempat peribadatan tertentu. Di sini penulis menyarankan agar novel Saga No Gabai Bachan dapat diteliti lebih detail dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis sehingga dapat mengetahui kepribadian/karakter dari tokoh utama yaitu Nenek Osano