Identifikasi Lesbian dan Dikotomi Butch Pada Tokoh Kishimoto Ruka Dalam Serial Drama Last Friends Karya Kato Hiromasa, Nishisaka Mizuki dan Endo Mitsutaka

Percintaan sesama jenis adalah salah satu tema menarik yang diangkat dalam karya fiksi sehingga pihak industri perfilman mempublikasikan fenomena percintaan sesama jenis sebagai tayangan televisi. Penelitian ini akan menggunakan sumber data berupa serial drama Jepang yang berjudul ‘Last Friends’. Serial drama ini menceritakan tentang kehidupan seorang lesbian yang bernama Kishimoto Ruka yang mencintai seorang gadis heteroseksual. Penelitian ini mengungkap hal hal yang mengidentifikasikan Kishimoto Ruka sebagai seorang lesbian butch. Penelitian ini menggunakan teori gender dan orientasi seksual. Penulis menganalisa dikotomi butch pada tokoh Kishimoto Ruka berdasarkan tabel perkembangan seksualitas butch dan femme oleh Levit dan Hiestand. Selain menggunakan teori gender dan orientasi seksual, penulis menggunakan teori mise en scene untuk membantu menjelaskan cerita dan memperkuat emosi dalam cuplikan serial drama. Hasil penelitian menunjukkan adanya identitas lesbian dan dikotomi butch pada tokoh Kishimoto Ruka direpresentasikan dengan penampilan dan sikap yang maskulin, perlakuan Ruka yang selalu melindungi dan rela berkorban demi Michiru, menolak peran gender perempuan dan dialog yang mencerminkan karakteristik danseigo yang kerap digunakan oleh laki-laki. Dialog tokoh Kishimoto Ruka mencerminkan bahwa dia tidak tertarik pada laki-laki dan menyukai perempuan. Perasaan cintanya pada Aida Michiru ditunjukkan lewat pengorbanan, ekspresi kecemburuan, dan sentuhan fisik yang menandakan adanya emosi erotis. Serial drama Jepang ini dapat dikaji ulang dengan topik berbeda antara lain; kajian terhadap kondisi psikologis pengidap Gender Identity Disorder pada tokoh Kishimoto Ruka, maskulinitas perempuan yang tercermin pada tokoh Kishimoto Ruka, tindak domestic violence dan respon kecemburuan yang tercermin pada Oikawa Sosuke dan kondisi psikologis Aida Michiru sebagai korban domestic violence