Konsep Giri dan Gimu yang Tercermin dalam Drama Freeter, Ie Wo Kau Karya Sutradara Kono Keita dan Joho Hidenori

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang menciptakan kebudayaan. Dalam kebudayaan terdapat norma timbal balik dimana seseorang harus menolong orang yang pernah menolongnya. Membalas pemberian sebagai penghargaan ini telah menjadi sebuah budaya dalam masyarakat Jepang. Konsep membalas pemberian ini disebut dengan giri dan gimu. Giri dan gimu banyak tertuang dalam karya sastra. Dalam analisis ini penulis menggunakan drama televisi sebagai bahan analisis. Karena drama memiliki bentuk yang berbeda dari novel atau cerpen. Drama yang digunakan adalah drama keluarga berjudul Freeter, Ie Wo Kau. Drama ini menceritakan tentang seorang freeter yang berusaha keras untuk mengembalikan senyum ibunya yang sakit karena depresi. Dalam drama ini, penulis menemukan konsep giri dan gimu yang dilakukan oleh beberapa tokoh. Untuk menemukan konsep giri dan gimu dalam drama Freeter, Ie Wo Kau, penulis menggunakan teori antorpologi sastra dengan cara meneliti berdasarkan interaksi tokoh dalam bentuk gambar dan percakapan, serta menggunakan teori mise en scene sebagai teori pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep giri dan gimu yang tercermin dalam drama Freeter, Ie Wo Kau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam drama Freeter, Ie Wo Kau terdapat konsep giri terhadap dunia, giri terhadap nama, gimu koo dan gimu ninmu. Konsep giri terhadap dunia terdapat pada tokoh Seiichi terhadap Noriko dan Seiji terhadap Ooetsu. Konsep giri terhadap nama terdapat pada tokoh Ayako, Seiji dan Chiba. Konsep gimu koo terdapat pada tokoh Seiji terhadap ibunya dan Sumiko terhadap keluarganya. Kemudian, konsep gimu ninmu terdapat pada tokoh Chiba dan para pekerja. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti drama ini tetapi dengan pendekatan maupun permasalahan yang berbeda, yaitu mengkaji kehidupan freeter yang tercermin dalam drama ini. Harapannya, penelitian ini dapat membantu para pembelajar bahasa Jepang dan peminat budaya dalam memahami budaya Jepang, khususnya mengenai konsep balas budi