Pengaruh Manajemen Laba sebelum Initial Public Offerings terhadap Kinerja Keuangan

Pasar modal dipilih sebagai alternatif penambahan modal karena keuntungan yang dimilikinya diantaranya dana yang diperoleh tersedia dalam jumlah besar, tidak bergantung agunan yang dimiliki, dan biaya untuk go public yang lebih murah. Proses go public yang dilakukan perusahaan untuk menambah modal perusahaan memiliki bias informasi antara perusahaan dengan investor karena informasi yang diberikan kepada investor selaku pihak eksternal sangat bergantung pada prospektus yang dikeluarkan perusahaan dan prospektus sendiri memiliki keterbatasan informasi. Bias ini akan menimbulkan asimetri informasi dan bisa menjadi peluang bagi manajer untuk melakukan tindakan oportunis tertentu seperti manajemen laba agar tujuan perusahaan saat melakukan go public tercapai. Manajemen laba yang dilakukan pada saat proses Initial Public Offerings (IPO) akhirnya bisa berpotensi untuk menurunkan kinerja perusahaan pasca Initial Public Offerings akibat adanya koreksi kinerja keuangan sesuai dengan teori pasar efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba setelah IPO terhadap kinerja keuangan setelah IPO. Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Modified Model Jones sedangkan kinerja keuangan diukur dengan menggunakan tiga proksi rasio profitabilitas yaitu Return on Invesment (ROI), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013 dengan jumlah sampel sebanyak 40 perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa: 1) Manajemen laba yang dilakukan sebelum IPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Invesment setelah IPO; 2) Manajemen Laba yang dilakukan sebelum IPO tidak berpengaruh terhadap Return on Equity setelah IPO; dan 3) Manajemen laba yang dilakukan sebelum IPO tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin setelah IPO