Pengujian Toksisitas Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pelepah Daun Nipah (Nypa Fruticans) Dengan Pelarut Ekstraksi Yang Berbeda

Tumbuhan mangrove mempunyai banyak sekali manfaat, tidak hanya dari segi ekologi namun ada bagian dari mangrove mengandung beberapa senyawa bioaktif yang memiliki sifat obat dan dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, berbagai bahan alam asli Indonesia yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya yang relatif terjangkau. antioksidan sintetis yang diproduksi secara kimia dianggap kurang aman dan dapat meningkatkan terjadinya karsinogenesis, sehingga penggunaan antioksidan alami mengalami peningkatan dan dipandang lebih aman karena diperoleh dari ekstrak bahan alami. Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah tumbuhan mangrove jenis nipah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pelepah daun nipah merupakan sumber antioksidan dan senyawa antibakteri. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Juni hingga Agustus 2017. Penelitian ini dilakukan dibagi menjadi dua yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Menggunakan 2 perlakuan pada sampel yaitu pelepah segar dan tepung pelepah, dengan 3 pelarut yaitu n heksan, etil asetat dan metanol. Penelitian pendahuluan meliputi preparasi bahan, ekstraksi, perhitungan rendemen, kadar air, dan uji fitokimia. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan. Pada penelitian utama meliputi uji toksisitas, uji aktivitas antioksidan, uji total fenol, dan uji LCMS. Pada penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang dilakukan, dengan uji F pada taraf 5% dan jika didapatkan hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini didapatkan nilai rendemen tertinggi sampel pelepah segar yaitu pada ekstrak pelarut metanol yaitu 11,58% dan terendah pada pelarut n-heksan 7,06%, untuk tepung pelepah tertinggi yaitu ekstrak pelarut metanol sebesar 16,43% dan terendah ekstrak pelarut n heksan 10,3%. sedangkan pada pelarut etil asetat didapatkan nilai rendemen 3,70%. Pada uji kadar air pada sampel pelepah segar didapatkan hasil tertinggi yaitu ekstrak metanol sebesar 13,28% dan terendah pada ekstrak n heksan sebesar 8,33%. Pada sampel tepung pelepah didapatkan hasil tertinggi pada ekstrak metanol sebesar 12,53% dan terendah yaitu ekstrak n heksan sebesar 7,67%. Pada uji fitokimia pada sampel pelepah segar dan tepung pelepah pelarut metanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan tanin.pada pelarut etil asetat mengandung flavonoid, tanin, dan triterpenoid. Pada uji toksisitas didapatkan nilai LC50 tertinggi yaitu pada pelarut n-heksan dengan nilai 257,59 ppm dan terendah pada pelarut metanol dengan nilai 210,16 ppm. Pada hasil uji aktivitas antioksidan nilai IC50 tertinggi pada ekstrak n heksan sebesar 173,88 ppm dan terendah pada ekstrak metanol sebesar 149,71 ppm. Hasil uji total fenol didapatkan nilai total fenol tertinggi pada ekstrak metanol sebesar 257,1883 mg GAE/100g. Sedangkan nilai terendah pada ekstrak n heksan sebesar 241,1367 mg GAE/100g. Hasil uji LCMS teridentifikasi mengandung senyawa nootkatone, dopexamine dan bixin