Pengaruh Perbedaan Lama Penyinaran Terhadap Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap Bagan Tancap Di Perairan Teluk Banten

Bagan merupakan salah satu alat tangkap yang terdapat di Indonesia dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak ta-hun 1950-an dan sudah mengalami banyak perubahan, mulai dari bagan tancap, bagan rakit sampai pada bagan perahu (Unar 1978). Bagan tangkap termasuk dalam alat tangkap yang menggunakan jaring angkat dan dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu untuk menarik ikan (Julianus, 2010). Untuk meningkatkan optimalisasi usaha dan memaksimalkan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap bagan tancap di perairan teluk banten, maka perlu dilakukan penelitian berupa pengaruh perbedaan lama penyinaran terhadap hasil tangkapan alat tangkap bagan tancap agar nelayan mengetahui berapa lama durasi penyinaran yang paling optimal dalam pengoperasian alat tangkap bagan tancap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perbedaan lama penyinaran terhadap hasil tangkapan di alat tangkap bagan tancap dan menganalisis pengaruh perbedaan lama penyinaran alat tangkap began tancap terhadap komposisi biomass dan jumlah ekor hasil tangkapan began tancap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengikuti secara langsung proses operasi penangkapan di alat tangkap began tancap dengan menggunakan 3 perlakuan lama penyinaran alat tangkap yaitu lama penyinaran 2 jam, lama penyinaran 3 jam, dan lama penyinaran 4 jam pada alat tangkap bagan tancap. Pengaruh perlakuan akan diamati jumlah hasil tangkapan yang dihasilkan masingmasing perlakuan. Hasil tangkapan akan diasumsikan untuk mengatahui biomass dan jumlah ekor per spesies. Studi ini dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali untuk masing-masing perlakuan. Merode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One Way Analysis Of Variance (ANOVA) dengan aplikasi Statistical Product And Service Solution (SPSS) dan perhitungan Komposisi dengan aplikasi Microsoft excel. Pada analisis ANOVA spesies ikan teri menunjukan hasil dengan nilai signifikansi 0.015 (0.015 < 0.05) dan spesies cumi-cumi menunjukan hasil dengan signifikansi 0.008 (0.008 < 0.05). Uji beda nyata spesies ikan teri menunjukan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan rata-rata paling besar yaitu 2.3300± 1.37845a dan berbeda nyata dengan perlakuan penyinaran 2 jam. Uji beda nyata spesies cumi-cumi menunjukan hasil perlakuan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan rata-rata paling besar yaitu 2.2200 ± 1.17738a dan berbeda nyata dengan perlakuan penyinaran 4 jam. Pada analisis ANOVA spesies ikan teri menunjukan hasil dengan nilai signifikansi 0.019 (0.019 < 0.05), 0.003 (0.003 < 0.05) cumi-cumi, 0.001 (0.001 < 0.05) Ikan belanak, 0.040 (0.040 < 0.05) ikan layang. Uji beda nyata spesies ikan 8 teri menunjukan hasil perlakuan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan ratarata paling besar yaitu 372.50± 233.036a. Uji beda nyata spesies cumi-cumi menunjukan hasil perlakuan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan rata-rata paling besar yaitu 44.30 ± 26.567a. Uji beda nyata spesies ikan belanak menunjukan hasil perlakuan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan rata-rata paling besar yaitu 37.50± 32.377a. Uji beda nyata spesies ikan layang menunjukan hasil perlakuan penyinaran 3 jam sebagai perlakuan dengan rata-rata paling besar yaitu 178.80 ± 202.050