Analisis Pola Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Berdasarkan Variasi Parameter Oseanografi Di Perairan Samudera Hindia

Perikanan tuna cakalang tongkol (TCT) merupakan komoditas penting di wilayah Indonesia. Penyebaran spesies TCT di Indonesia cukup luas meliputi perairan wilayah Samudera Hindia di utara Aceh, barat Sumatera dan selatan Jawa; Laut Banda, Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Halmahera, utara Sulawesi, Teluk Tomini, Teluk Cendrawasih, dan Laut Arafura. Keberadaan ikan pada suatu perairan berhubungan dengan parameter-parameter oseanografi perairan seperti suhu, arus dan kelimpahan fitoplankton atau sumber makanannya. Estimasi terhadap parameter oseanografi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara insitu (Fitriah dan Nahib, 2009). Untuk itu pengetahuan mengenai habitat atau kondisi oseanografi yang berada di area tertangkapnya ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) sangatlah penting guna mengetahui pola musim penangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), serta membuat perikanan tangkap lebih efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui karakteristik spasial dan temporal faktor oseanografi di daerah penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di fishing base Pondokdadap Sendang biru berdasarkan data oseanografi dari citra satelit; (2) Untuk mengetahui pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di fishing base pondokdadap; (3) Untuk mengetahui korelasi antara parameter oseanografi di daerah penangkapan dengan pola musim penangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di fishing base Pondokdadap Sendang biru. Data ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) diambil dari ikan cakalang yang didaratkan di fishing base Pondokdadap, Sendang biru, Malang. Waktu pengambilan data dilaksanakan selama 5 bulan yaitu pada bulan November 2017 hingga Maret 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif. Data primer yang diperoleh adalah data hasil tangkapan ikan cakalang, jumlah trip penangkapan setiap kali sampling serta validasi terkait data koordinat daerah penangkapan ikan cakalang yang diperoleh dari nelayan di Sendang biru. Data sekunder yang digunakan adalah data faktor oseanografi yang didapatkan dari Ocean Colour satelit AquaMODIS untuk suhu permukaan laut dan klorofil-a. OSCAR NOAA untuk arus. Data faktor oseanografi memiliki resolusi 4 km dan merupakan rata-rata bulanan dari tahun 2015 - 2017. Data faktor oseanografi diolah dengan menggunakan perangkat lunak Surfer 11 dan ODV 4.7.2 sedangkan, untuk mencari korelasi antara parameter oseanografi dengan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di fishing base Pondokdadap Sendang biru, Malang digunakan perangkat lunak SPSS v16.0. Hasil analisis variasi variabilitas parameter oseanografi secara spasial terletak pada koordinat sekitar lintang 7° Lintang Selatan hingga 15° Lintang Selatan dan pada bujur 106° Bujur Timur hingga 118° Bujur Timur rata-rata suhu permukaan laut sebesar 26,96°C, Klorofil-a sebesar 0,25 mg/m3 dan Arus sebesar 0,19 m/s. Sedangkan pola musim penangkapan ikan cakalang ditangkap sepanjang tahun. Musim tangkap ialah pada bulan februari – juli, sedangkan bulan lainnya bukan musim tangkap. Berdasarkan hasil analisa korelasi antara suhu permukaan laut dengan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) didapatkan nilai korelasi Pearson atau r sebesar -0.615, terdapat korelasi dengan arah negatif yang signifikan. Hasil analisis korelasi antara klorofil-a dengan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) didapatkan nilai korelasi Pearson atau r sebesar 0,127, terdapat korelasi dengan arah positif yang tidak signifikan. Hasil analisis korelasi antara arus dengan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) didapatkan nilai korelasi Pearson atau r sebesar 0,082, terdapat korelasi dengan arah positif yang tidak signifikan