Evaluasi Green Construction pada Proyek Sequis Tower, Jakarta Selatan

Kerusakan lingkungan dan pemanasan global merupakan isu yang sudah sering dibahas di masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Secara global, Indonesia menempati urutan ke lima dalam menyumbang kadar gas rumah kaca hingga 4,63% terhadap dunia. Sektor konstruksi dianggap salah satu sektor yang memberi peran besar dalam kerusakan lingkungan, di mana bangunan gedung menyumbang hingga 40% dari total emisi di bumi. Isu tersebut mendorong bahwa pekerjaan konstruksi seharusnya dilakukan melalui cara yang memperhatikan kondisi lingkungan (green methods). Pembangunan yang merujuk pada konsep green diperkenalkan dengan istilah green construction. Green construction atau konstruksi hijau merupakan dasaran dalam perancangan dan pembangunan suatu bangunan berbasis lingkungan. Green construction sering dianggap memakan biaya lebih besar, namun keuntungan jangka panjang yang didapat juga akan lebih besar ke depannya. Proses konstruksi hijau umumnya dikaitkan dengan kontraktor yang bertanggung jawab selama proses konstruksi. Di Indonesia sendiri salah satunya adalah PT. Total Bangun Persada Tbk. Konsep green oleh PT. TBP sudah diterapkan pada beberapa proyek, salah satunya yang sudah berjalan adalah Sequis Tower. Sequis Tower merupakan bangunan fungsi kantor sewa yang terletak di kawasan SCBD, Senayan, Jakarta Selatan. Sementara itu, PT. TBP sendiri belum memiliki sertifikasi oleh lembaga nasional maupun internasional. Upaya penerapan konsep green oleh PT. TBP juga masih mengacu pada perangkat penilaian oleh GBCI Greenship yang digunakan untuk sebuah green building. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terkait dengan penerapan green construction oleh PT. TBP dengan perangkat penilaian untuk sebuah green construction yang dikeluarkan oleh Ervianto, yakni Model Assessment Green Construction. Pada Model Assessment Green Construction sendiri terindikasi beberapa indikator yang terkait dengan pekerjaan Arsitektur, di mana dapat mempermudah dalam pemberian rekomendasi sesuai bidang keilmuan Arsitektur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian penerapan green construction oleh PT. TBP, indikator pekerjaan arsitektur dan non-arsitektur pada MAGC pada pelaksanaan konstruksi Sequis Tower, memberikan rekomendasi untuk indikator pekerjaan arsitektur dan non-arsitektur, dan mengetahui besar bobot peningkatan Nilai Green Construction setelah diberikan rekomendasi. Variabel yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada keseluruhan 142 indikator yang ada pada Model Assessment Green Construction. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif evaluatif, di mana mengevaluasi capaian green construction dengan menjelaskan secara deskriptif. Hasil yang didapatkan yakni penerapan eksisting green construction oleh PT. TBP pada proyek Sequis Tower sebesar 12,33 (56,25%), di mana belum mencapai NGCMaksimum yakni 21,92 (100%). Dalam meningkatkan capaian penerapan green construction dilakukan dengan rekomendasi melalui pendekatan arsitektur (58 indikator) maupun non-arsitektur (84 indikator). Setelah diberikan rekomendasi melalui indikator pekerjaan arsitektur dan non-arsitektur yang belum diterapkan, terjadi peningkatan Nilai Green Construction sebesar 6,15 (28,06%) menjadi 18,48 (84,31%)