Pengaruh Holdmelt Time Terhadap Kekasaran Dan Yield Casting Pada Recycling Velg

Bahan baku, bahan penolong, serta barang import dari total industri di Indonesia masih digunakan sebanyak 64% untuk mencapai proses produksi (Kementerian Perindustrian, 2014). Salah satu contoh bahan baku yang sering digunakan adalah aluminium, yaitu sebanyak 29 juta ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut sebanyak 22 juta ton diperoleh dari aluminium baru dan 7 juta ton merupakan aluminium daur ulang (recycle) (Ager et al, 2014). Penggunaan aluminium di industri otomotif akan membuat bahan baku aluminium menipis, dengan pemanfaatan pada pembuatan rangka dan bagian-bagian mesin termasuk velg kendaraan. Salah satu cara penanggulangan ketersediaan bahan baku yang menipis ataupun melimpahnya material bekas pakai, maka dapat dilakukan dengan cara daur ulang (recycle).Pada penelitian ini paduan Al-Si daur ulang yang berasal dari velg bekas divariasikan dengan holdmelt time 0, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Untuk mencari hubungan holdmelt time terhadap kekasaran dan yield casting pada recycling velg tersebut. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didapatkan yield casting yang cenderung naik pada setiap tingkatan holdmelt time, sedangkan nilai kekasaran tiap tingkatan holdmelt time cenderung turun. Hal itu dikarenakan semakin lama holdmelt time paduan Al yang dilebur sudah mencair secara keseluruhan. Sehingga ketika penuangan logam cair kedalam cetakan tidak ada endapan yang dapat menyumbat cetakan sehingga logam cair dapat mengisi seluruh rongga cetakan