Efisiensi Teknis Faktor Produksi Garam Terkait Dengan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Oleh Dinas Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Tuban Jawa Timur

Garam merupakan salah satu komoditas pesisir yang potensial dalam sektor pertanian di Indonesia. Wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan lautan dengan garis pantainya sepanjang 95.191 kilometer dan memiliki iklim tropis, sangat mendukung dalam pengembangan komoditas garam. Perkembangan komoditas garam di Indonesia pada kenyataannya belum mampu menunjukkan keberhasilan. Hal tersebut ditunjukkan adanya impor garam yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kegiatan impor garam ini dilatar belakangi dengan hasil produksi garam lokal belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan garam nasional yaitu hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk garam konsumsi, sedangkan garam industri masih sangat bergantung pada impor (Amanda dan Imam, 2015). Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh faktor produksi garam di Kabupaten Tuban (2) Bagaimana efisiensi faktor produksi garam di Kabupaten Tuban. (3) Bagaimana program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Tuban. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Menganalisa pengaruh faktor produksi garam di Kabupaten Tuban (2) Menganalisa efisiensi faktor produksi garam di Kabupaten Tuban. (3) Mengetahui program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dikabupaten Tuban Populasi dalam penelitian ini adalah petambak garam rakyat di sepanjang pantai utara kabupaten Tuban. Total populasi petambak garam rakyat di kabupaten Tuban adalah 356 orang. Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan Rumus Slovin. Dari perhitungan menggunakan Rumus Slovin didapatkan jumlah sampel sebanyak 71 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, Kuisioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Uji asumsi klasik, yaitu uji nomalitas,uji multikolinearitas,uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Menggunakan analisis cobb douglas untuk melihat produksi garam dan regresi linear yang kemudian di lakukan uji antara lain statistik uji determinasi, uji F dan uji t untuk melihat pengaruh dari faktor produksi garam. Pada penelitian ini faktor produksi yang digunakan yaitu, luas lahan (X1), curahan kerja (X2), curah hujan (X3), dan Teknologi (X4). Secara bersama-sama atau simultan variabel independen (luas lahan, curahan kerja, curah hujan dan teknologi) berpengaruh terhadap variabel dependen (produksi garam). Sedangkan secara parsial atau sendiri-sendiri variabel luas lahan, curahan kerja dan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap produksi garam, untuk variabel curah hujan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi garam. Diperoleh fungsi produksi = 1,424 + 0,139 LnX1 + 1,565 LnX2 – 0,444 Ln X3 + 1,564 LnX4 + e Sebanyak 23 petambak garam dari total 71 sampel petambak garam sudah efisien dalam penggunaan faktor produksi, sisanya 48 petambak garam berada pada kondisi inefisien dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 0.924 ini menunjukkan bahwa sebagian besar petambak garam belum efisien dalam penggunaan faktor produksi. Dalam penggunaan input produksi sebanyak 9 petambak garam berada pada kondisi constant (proporsi penambah fator produksi akan proporsional dengan produksi yang diperoleh) dalam penggunaan input produksi, sedangkan sebanyak 62 petambak garam dalam keadaan increasing (proporsi penambah faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar). Pada penggunaan faktor produksi luas lahan sebanyak 26 atau 35,6% petambak garam berada pada kondisi inefisien dan 45 atau 63,4 % petambak berada pada kondisi efisien dalam penggunaan lahan. Pada penggunaan faktor produksi curahan kerja sebanyak 28 atau 39,4% petambak garam berada pada kondisi inefisien dan 43 atau 60,6% petambak berada pada kondisi efisien dalam penggunaan curahan kerja. Pada penggunaan faktor produksi curah hujan sebanyak 6 atau 8,5 % petambak garam berada pada kondisi inefisien dan 65 atau 91,5 % petambak berada pada kondisi efisien dalam penggunaan curah hujan. Pada penggunaan faktor produksi teknologi sebanyak 71 atau 100% petambak garam berada pada kondisi efisien. Terdapat agenda-agenda kegiatan yang dilakukan dinas perikanan kabupaten Tuban guna menyukseskan program PUGAR seperti memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada petambak garam untuk meningkatkan kualitas garam petambak. Memberi bantuan modal berupa uang tunai, memberi bantuan sarana dan prasarana produksi (slender, kincir, geoisolator, gudang garam dll) untuk meningkatkan kuantitas garam petambak. saran yang dapat diberikan penulis sebagai bahan masukan dan pertimbangan diantaranya: kepada pembudidaya perlu dilakukan pengurangan dan penambahan faktor produksi sesuai dengan hasil analisis efisiensi teknis yang telah dilakukan sehingga penggunaannya faktor produksi lebih efisien yang akan menghasilkan keuntungan yang optimal. Kepada pemerintah Dinas perikanan dan peternakan diharapkan terus mendampingi dan mengevaluasi program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) sehingga dapat mengetahui kendala-kendala yang dialami petambak garam dan diharapkan mengembangkan pelaksanaan program (PUGAR) sesuai kebutuhan petambak garam. Kepada akademisi perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait dengan efisiensi harga (alokatif) dan efisiensi ekonomi pada petambak pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kabupaten Tuba